Jokowi Bangun Smelter Freeport di Gresik, Yusuf Muhammad Sindir SBY: 10 Tahun Ngapain Aja, Sibuk Bikin Lagu

ERA.id - Pegiat media sosial Yusuf Muhammad dengan nama Twitter @yusuf_dumdum_ memuji kinerja Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu meresmikan pembangunan smelter Freeport di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.

Selain memuji langkah sosok yang kerap dipuji-pujinya setengah mati itu, Yusuf juga menyindir presiden pendahulu Jokowi, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.

Kata Yusuf, bos Demokrat itu hanya bisa bikin lagu selama 10 tahun menjabat sebagai Presiden Indonesia kelima dan keenam.

"Wow smelter Freeport di Gresik nantinya siap olah 1,7 Ton kosentrat/tahun. Pembangunan smelter akan menambah pekerja sebanyak 40rb orang selama konstruksi."

"Lagi-lagi Jokowi. Kenapa semua harus Jokowi? Trus sang mantan yg pernah berkuasa 10 tahun ngapain aja? Oh, ya. Maaf lupa. Kan mantan dulu sdh berhasil ciptakan 5 album dan 40 lagu," tandasnya.

Untuk diketahui, Jokowi telah meresmikan dimulainya pembangunan (groundbreaking) instalasi pemurnian dan pengolahan (smelter) PT Freeport Indonesia yang mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

“Kita dapat laporan smelter yang akan dibangun ini dengan desain single line ini terbesar di dunia, karena mampu mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun,” kata Presiden Jokowi saat peresmian peletakan batu pertama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa silam.

Presiden Jokowi mengatakan Indonesia memiliki cadangan tembaga yang sangat besar, bahkan masuk dalam 7 negara yang memiliki cadangan tembaga terbesar di dunia.

Potensi kekayaan sumber daya alam tersebut, ujar Presiden, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan menciptakan nilai tambah bagi kesejahteraan masyarakat.

Makanya Presiden meminta hilirisasi hasil industri, agar Indonesia tidak hanya mendapat manfaat dari sumber daya alam yang bersifat mentah.

“Jangan sampai kita memilki tambang, konsentrat, (tapi) smelternya, hilirisasinya ada di negara lain, seperti tadi disampaikan Pak Menteri (Menko Perekonomian Airlangga Hartarto), ada di Spanyol, ada di Jepang, nilai tambahnya berarti yang menikmati mereka,” ujar Presiden Jokowi.