Survei SMRC: 2 Tahun Jokowi Menjabat di Periode Kedua, Penegakan Hukum dan Kondisi Politik Indonesia Memburuk

ERA.id - Presiden Joko Widodo mendapat rapor merah dalam bidang penegakan hukum dan kondisi politik di Indonesia selama dua tahun pemerintahnnya di periode kedua. Hal itu terungkap dari survei terbaru yang dirilis oleh Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC).

Berdasarkan hasil survei SMRC, sebanyak 26,8 persen responden menilai kondisi politik di Indonesia dalam keadaan baik. Sedangkan yang menilai dalam keadaan buruk atau sangat buruk sebanyak 37,1 persen.

Namun, dalam dua tahun terakhir ini, persepsi terhadap kondisi politik nasional dalam kondisi baik mengalami penurunan. Pada September 2019 tren yang menilai kondisi politik dalam keadaan baik sebanyak 41 persen. Namun menurun tajam di September 2021 menjadi 26,8 persen.

Sebaliknya, ada peningkatan penilaian negatif atas kondisi politik dalam dua tahun terakhir. Dari 14.5 persen pada September 2019 menjadi 24,4 persen pada September 2021.

"Secara umum kalau kita lihat memang agak cenderung memburuk," ujar Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas dalam rilis survei secara daring, Selasa (19/10/2021).

Selain itu, SMRC juga mencatat bahwa persepsi publik terhadap penegakan hukum di Indonesia mengalami penurunan.

Sirojudin mengatakan, pada September 2021 yang menyatakan baik atau sangat baik sekitar 44,8 persen. Sementara, yang menilai buruk atau sangat buruk 24,8 persen. 27,2 persen menilai sedang, dan tidak tahu atau tidak menjawab 3,1 persen.

Namun, jika melihat trennya dalam dua tahun terkhir, justru terjadi penurunan persepsi masyarakat terhadap penegakan hukum.

"Kalau kita lihat trennya, kondisi penegakan hukum ini cenderung memburuk," katanya.

Pada September 2019, yang menilai penegakan hukum buruk 15,1 persen. Namun angka ini terus meningkat hingga Oktober 2020 mencapai 26 persen. Kemudian terjadi penurunan pada Maret 2021 sebesar 19,4 persen dan Mei 2021 19,5 persen angkanya kemudian naik kembali pada September 2021 menjadi 24,8 persen.

"Jadi sentimen publiknya dalam dua tahun terakhir ini cenderung negatif," ujar Sirojuddin.

SMRC melakukan survei pada 15-21 September 2021. Jumlah responden dipilih secara acak sejumlah 1.220 responden. Survei memiliki margin of error sebesar kurang lebih 3,19 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.