Mengenal Apa Itu COVID-19 Varian Baru AY.4.2 Alias Varian Delta Plus yang Disebut Lebih Menular

ERA.id - Virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 terus bermutasi dan disebut menjadi lebih ganas. Kasus Covid-19 di Inggris, beberapa hari terakhir menjadi sorotan karena mencapai puncak tertinggi semenjak pertengahan Juli 2021.

Sebuah laporan baru dari Kementerian Kesehatan Inggris menunjukkan meningkatnya prevalensi cabang baru varian Delta Covid-19. Keturunan Delta yang baru ini diberi label sebagai AY.4.2. Lebih umum, itu disebut "Delta Plus."

Pertama kali diidentifikasi pada Juli tahun ini, AY.4.2 ditemukan pada 6 persen sampel Covid-19. Sampel ini mulai 27 September, menurut Kementerian Kesehatan Inggris.

Seperti dikutip dari BBC bahwa sejumlah kecil kasus Delta Plus telah diidentifikasi di Amerika Serikat dan Denmark. Israel, menurut laporan lain, mendeteksi kasus pertama AY.4.2 pada 19 Oktober 2021.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah terus memantau situasi COVID-19 di berbagai negara termasuk Inggris. Apalagi, beberapa bulan belakangan terdapat varian virus baru yaitu AY.42 yang penyebarannya membuat pemerintah Inggris khawatir.

"Kami lihat bahwa di Inggris ada satu varian yang berpotensi mengkhawatirkan yaitu AY.42," kata Budi dalam konferensi pers yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (25/10/2021).

Meski varian ini belum masuk ke Tanah Air hingga saat ini, namun AY.42 harus diwaspadai. Alasannya, varian ini adalah turunan dari varian Delta yang sebelumnya menyebabkan peningkatan kasus positif di Indonesia.

"Varian ini merupakan turunan dari varian Delta dan lumayan meningkatkan kasus konfirmasi di Inggris cukup lama sejak Juli sampai Oktober tahun ini dan terus meningkat," ujarnya.