Resmi Menikah dengan Putri Mako, Kei Komuro: Saya Hidup Hanya Sekali, Saya Mencintai Mako

ERA.id - Pernikahan kontroversial Putri Mako dan Kei Komuro menyita perhatian publik, terutama wagra Jepang. Mako yang bergelar bangsawan rela kehilangan hal tersebut demi menikah dengan Komuro.

Pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro berlangsung pada Selasa (26/10/2021) setelah keduanya menunda pernikahan di tahun 2018. Mako terlihat mengenakan gaun berwarna biru pucat dan pergi meninggalkan keluarganya menuju hotel di Tokyo.

Setelah melangsungkan pernikahan, mereka mengadakan konferensi pers bersama beberapa wartawan di sebuah hotel di Tokyo. Selama konferensi pers, Kei menyebut bahwa dirinya mencintai Mako dan ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama orang yang dia cintai.

"Saya mencintai Mako. Saya hidup hanya sekali dan saya ingin menghabiskannya dengan seseorang yang saya cintai," kata Kei, dikutip AP, Rabu (27/10/2021).

Lalu, kata Kei, dia berharap rumah tangganya dengan Mako bisa berjalan harmonis dan menjadi keluarga yang hangat. Dia juga mengatakan akan terus memberi dukungan kepada Mako dengan berbagai cara.

"Mako dan saya ingin membangun keluarga yang hangat dan menyenangkan. Di saat yang sama, saya ingin melakukan yang terbaik yang saya bisa untuk mendukung Mako," katanya.

Meski sudah resmi menjadi pasangan suami istri, pernikahan mereka menuai kontroversi dan penolakan dari berbagai pihak. Bahkan banyak warga yang melakukan demo atas pernikahan mereka.

Namun Mako menjelaskan bahwa pernikahan itu sangat penting bagi dirinya dan Kei. Mako juga menyebut suaminya adalah orang yang tak ternilai dan berharga bagi dirinya.

"Bagi saya, Kei-san adalah orang yang tak ternilai. Bagi kami, pernikahan kami adalah pilihan yang diperlukan untuk hidup sambil menghargai hati kami," ucap Mako.

Mako sebelumnya menolak pembayaran 140 juta yen atau Rp17 miliar sebagai salah satu haknya. Dia justru memilih untuk meninggalkan keluarga kekaisaran man menjadi rakyat biasa dengan melangsungkan pernikahan.

Menurut laporan CNN, Mako bukanlah wanita pertama yang meninggalkan keluarga kerajaan Jepang. Anggota kerajaan terakhir yang melakukannya adalah bibinya, Sayako, putri tunggal Kaisar Akihito, ketika dia menikah dengan perencana kota Yoshiki Kuroda pada tahun 2005.

Pasangan itu tidak menjawab pertanyaan pada konferensi pers karena Mako telah mengaku gelisah untuk menjawab secara langsung. Dia memilih untuk memberikan jawaban tertulis atas pertanyaan yang diajukan oleh media dengan tepat, termasuk tentang masalah keuangan ibunya.

"Kami merasa ngeri, takut, dan sedih karena informasi palsu telah diambil sebagai fakta dan bahwa cerita yang tidak berdasar telah menyebar," kata Mako dalam jawaban tertulis untuk salah satu pertanyaan.

Sejak diberitakan negatif oleh banyak media dan ditolak oleh banyak warga Jepang, Mako didiagnosis terkena gangguan stres traumatasi. Hal inilah yang menyebabkan Mako dan Kei hanya ingin menjawab lima pertanyaan saja mengenai pernikahan mereka.

Wanita berusia 30 tahun itu adalah keponakan Kaisar Naruhito. Dia dan Komuro, yang merupakan teman sekelas di Universitas Kristen Internasional Tokyo, mengumumkan pada September 2017 bahwa mereka berniat untuk menikah pada tahun berikutnya. Tetapi perselisihan keuangan yang melibatkan ibu Kei muncul dua bulan kemudian dan pernikahan ditunda.

Mako dan Kei direncanakan pindah ke Amerika Serikat untuk memulai kehidupan baru sebagai pasangan suami istri. Kei diketahui bekerja sebagai pengacara di salah satu kantor firma hukum di New York.