Mantan Tentara AS Kembali ke Afghanistan Demi Selamatkan Umat Kristen: Rasanya Menyenangkan
ERA.id - Seorang mantan tentara AS memutuskan untuk kembali ke Afghanistan demi menyelamatkan umat kristen. Dia mengaku senang bisa membawa setidaknya 30 orang, termasuk orang kristen dengan penuh resiko.
Penduduk asli Afghanistan memutuskan untuk pergi ke Pakistan sekitar bulan lalu secara ilegal demi menyelamatkan keluarganya. Dia bersama kerabatnya bersembunyi di sekitar Kabul setelah Taliban mengambil alih Afghanistan.
Lokasi tempat persembunyian dan identitas mantan tentara AS itu dirahasiakan. Namun dia mengungkapkan kepada Fox News bahwa dirinya masih ada di Afghanistan selama bantuan masih diperlukan.
"Mereka mengatakan di berita tidak ada tentara AS di Afghanistan. Tapi aku di sini, dan aku akan membantu selama diperlukan. Saya bangga menjadi seorang tentara Amerika," kata pria itu, dikutip Fox News, Jumat (29/10/2021).
Veteran perang Afghanistan itu sempat dikembalikan ke Amerika Serikat setelah dirinya menderita cedera otak traumatis. Namun sumpahnya sebagai seorang tentara militer membuatnya tidak bisa melupakan tugasnya begitu saja.
Sejak kembali ke Afghanistan, mantan tentara itu mengatakan dia telah menyelamatkan umat katolik dan kristen lainnya, serta minoritas hazara, yang semuanya menjadi target Taliban.
"Rasanya menyenangkan mengeluarkan mereka, menyelamatkan mereka dari Taliban," akunya.
Lalu, katanya, dia telah membantu 10 keluarga Kristen untuk melarikan diri dari Afghanistan dengan penuh resiko dan mempertaruhkan nyawanya.
Bukan hanya itu saja, dia juga mengatku membantu pasangan yang baru saja memeluk agama katolik, yang mana sangat berbahaya berada di Taliban.
"Semua orang di lingkungan mereka tahu tentang itu, dan mereka mulai mengadu," jelasnya.
Pria itu mengatakan dia dan beberapa pengembara Afghanistan membantu mereka secara ilegal melintasi perbatasan ke Pakistan. Pasangan itu kemudian melarikan diri ke negara ketiga setelah keluar dan selamat dari Taliban.
Tetapi pertolongan yang dilakukan oleh mantan militer AS itu diketahui oleh Taliban. Selama perjalanan kembali ke Afghanistan, dia ditangkap oleh Taliban dan dipukuli.
"Dalam perjalanan kembali dari daerah ini, saya ditangkap oleh Taliban, dan mereka memukul punggung saya. Saya pikir itu hanya tujuh kali, tetapi seandainya mereka tahu bahwa saya sebenarnya baru saja membantu sebuah keluarga katolik melarikan diri, itu akan menjadi lebih buruk. Jauh lebih buruk," katanya.
Menurut pengakuannya, dalam perjalanan melarikan diri itu mereka harus melewati sekitar 30 pos pemeriksaan Taliban. Tak heran misi kabur secara ilegal ini penuh dengan resiko dan tantangan yang mengerikan.
Meski pun penuh dengan resiko yang cukup tinggi, dia mengaku berhasil menyelamatkan keluarganya untuk melarikan diri. Dia juga mengatakan mereka memiliki 28 hari untuk mengamankan jalan keluar dari negara tempat mereka berada, atau mereka akan dideportasi kembali ke Afghanistan dan ke tangan Taliban.
Demi menjaga keselamatan dan keamanan mantan tentara AS itu, Fox News memilih untuk merahasiakan metode pelarian keluarga tahu tempat tinggalnya.
Sejak diambil alih oleh Taliban, warga Afghanistan mengalami ketakutan hingga trauma mendalam atas nasib masa depan mereka. Bahkan saat ini warga Afghanistan hidup dalam keadaan serba kekurangan di bawah garis kemiskinan.
Banyak keluarga yang kelaparan lantaran tidak punya cukup uang untuk membeli makanan. Baru-baru ini bahkan sebuah keluarga rela menjual bayinya seharga Rp7 juta demi bisa memberi makan ke anak-anaknya yang lain.