Olivia Nathania Didiagnosa Gangguan Jiwa, Nia Daniaty Cemas dengan Anaknya Dipenjara: Makan Apa, Tidurnya Gimana?
ERA.id - Setelah sekian lama bungkam, kini penyanyi lawas Nia Daniaty buka suara soal kasus yang menimpa anaknya, Olivia Nathania yang resmi ditahan oleh penyidik Polda Metro Jaya selama 20 hari, semenjak 11 November 2021.
Perempuan kerap disapa Oi ini telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kasus dugaan penipuan bermodus rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS). Atas penahanan Oi, Nia Daniaty tak kuasa menahan air mata dan menangis saat anak tercinta sudah mendekam dipenjara.
Mantan istri Farhat Abbas ini tak menyalahkan Oi yang kini sudah mendekam dipenjara atas perbuatan yang dilakukan. Justru, Nia Daniaty memberikan semangat untuk sang anak tercinta agar selalu kuat menghadapi ujian dari sang pencipta.
"Semua manusia tidak luput dari kesalahan, begitu juga anak saya. Saya tak pernah merasakan itu, orang bercanda aja tersinggung kita nggak merasa. Apalagi Oi," kata Nia Daniaty sembari menangis, dikutip dari kanal YouTube RCTI-INFOTAINMENT.
Lebih lanjut, pelantun lagu "Gelas-Gelas Kaca" ini sempat disarankan agar anaknya ke psikiater. Lalu, Nia meminta suami Oi, Rafly N Tilaar untuk membawa anaknya ke psikiater. Hasilnya, Oi didiagnosa alami gangguan jiwa. Sayangnya, perawatan yang dijalaninya terhambat karena ada suatu masalah.
"Dari dulu sahabat bilang Oi ke psikiater. Tapi, saya merasa anak saya sehat. Berjalannya waktu sebelum ada di Polda, saya mikir ada apa ini. Baru saya bilang ke suaminya suruh bawa psikiater," paparnya.
"Ternyata ada didiagnosa, gangguan jiwanya harus ada penanganan. Tapi karena satu dal lain hal terputus-putus karena pemeriksaan ini itu. Ada yang harus diterapi dengan anak saya," lanjutnya.
Semenjak menjalani pemeriksaan, Oi lebih nyaman berada dekapan Nia Daniaty. Kini, perempuan berusia 57 tahun ini sedih karena terus memikirkan Oi. Ia sangat khawatir dengan kondisi Oi yang kini mendekam dalam penjara.
"Nggak tahu selama ini, karena anak saya dan saya memang sempat pisah rumah. Saat pemeriksaan, dia lebih nyaman ke rumah ibunya. Sedih saja, mikirin anak saya lagi apa, makan apa, keadaannya, tidurnya gimana. Pikiran ya kalau inget Oi sedih dan nggak bisa pura-pura," imbuhnya.
"Kalau teringat pasti sebagai perempuan pasti lebih banyak perasaaan daripada logika. Ini kejadian anak saya, pasti saya sedih banget, tapi orang nggak tahu betapa hancurnya saya, menghadapi cucunya yang bertanya dimana ibunya" lanjutnya.