PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Dua Pekan, Luhut: Tren Covid-19 Stabil

ERA.id - Pemerintah memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali selama dua pekan hingga 6 Desember 2021. Meski begitu, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tren kasus Covid-19 di wilayah Jawa-Bali cenderung stabil.

"Tren Covid-19 di Jawa-Bali cenderung stabil," ujar Luhut dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/11/2021).

Hal ini dibuktikan dengan jumlah kasus covid yang terus terjaga pada tingkat yang cukup rendah. Luhut mengatakan, kasus konfirmasi terus ditekan dan penurunannya ada di angka 99 persen sejak puncak kasus bulan Juli lalu.

Meski tren Covid-19 di Jawa-Bali cenderung stabil, Luhut bilang bahwa saat ini terjadi peningkatan nilai Rt (penambahan kasus aktif nasional). Untuk wilayah Jawa-Bali, peningkatannya terjadi empat hingga lima hari berturut-turut pada periode awal munculnya Varian Delta.

Lebih lanjut, Luhut memaparkan dari hasil asesmen per 27 November 2021 terdapat penambahan 23 kabupaten/kota yang masuk ke dalam level 2 dan sebanyak dealapan kabupaten/kota yang masuk ke dalam level 1.

Sedangkan berdasarkan asesmen dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tercatat 10 kabupaten/kota yang kembali ke level 2 diantaranya berada di wilayah Jabodetabek. Penyebabnya karena turunnya tracing di wilayah tersebut.

"10 kabupaten/kota yang kembali ke level 2 diantaranya berada di wilayah Jabodetabek yang terjadi akibat turunnya angka tracing anggota aglomerasi di wilayah Jabodetabek," kata Luhut.

Luhut juga mengingatkan semua pihak berhati-hati dengan adanya mobilitas masyarakat yang berdasarkan hasil survei Google Mobility Jawa-Bali dan Indeks Belanja Masyarakat terjadi secara signifikan.

Menurutnya, kehati-hatian penting untuk mencegah peningkatan kasus COVID-19 karena saat ini sudah mendekati Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2022. Luhut berpesan jangan sampai kembali terjadi penularan secara signifikan di tengah masyarakat yang berujung pada pembatasan ketat.

"Kita harus berhati-hati terhadap indikasi adanya kenaikan kasus dan mobilitas, terutama menghadapi periode Nataru supaya tidak terulang pembatasan sosial yang ketat," pungkasnya.