Elektabilitas Merosot Bikin Golkar Dibully

Jakarta, era.id - Politisi Partai Golkar Meutya Hafid menanggapi soal menurunnya elektabilitas Partai Golkar di mata masyarakat. 

Menurut Meutya, banyak sindiran yang muncul terkait hasil Survei Poltracking Indonesia tersebut. Karena itu, Golkar akan melakukan evaluasi dan berpegangan untuk terus melakukan prinsip kehati-hatian. 

"Kita membiarkan opini publik terus, mem-bully Golkar dalam hal ini. Itu juga menjadi pertimbangan kita," katanya di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (27/11/2017).

Namun, Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu tetap optimis dengan elektabilitas Golkar di masa depan.

Meutya membandingkan hasil survei Poltracking Indonesia itu dengan situasi politik  yang dihadapi Golkar pada 2014 lalu. Elektabilitas Golkar yang saat itu diprediksi berada di urutan ketiga malah meloncat di posisi kedua.

"Kami tetap mencermati, karena Golkar tentu memperhatikan suara rakyat, bagaimana elektabilitas kita itu menjadi evaluasi," jelasnya.

Survei Poltracking Indonesia 2018 yang dirilis Minggu (26/11) menyebutkan Sebanyak 23,4 persen preferensi suara rakyat Indonesia mengunggulkan PDI Perjuangan. Sementara peringkat kedua, sebanyak 13,6 persen masyarakat lebih memilih Gerindra dibandingkan Golkar yang berada di posisi ketiga yakni 10,9 persen. Lainnya menyusul, PKB, Demokrat, Nasdem, PKS, PAN, PPP, Perindo, Hanura, PSI, PBB, PKPI, dan lain-lain.

Ketua Harian Partai Golkar Nurdin Halid sebelumnya mengakui, salah satu faktor yang menyebabkan suara Golkar turun adalah kasus korupsi yang menimpa Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto.

Tag: