Pakar UGM Sayangkan PPKM Level 3 Nataru Dibatalkan: Vaksinasi Belum Bagus
ERA.id - Pemerintah membatalkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 selama libur Natal dan Tahun Baru. Epidemiolog Universitas Gadjah Mada Bayu Satria Wiratama, menyayangkan kebijakan tersebut.
Bayu tak sependapat jika PPKM level 3 dibatalkan karena kondisi Covid-19 sudah membaik dan vaksinasi di wilayah Jawa dan Bali telah mencapai target.
"Alasan vaksin mencapai target itu kurang setuju. Kondisi COVID-19 membaik memang tapi vaksinasinya masih belum bagus," ujarnya, Rabu (8/12).
Bayu menyampaikan Indonesia belum memenuhi target WHO untuk mencapai vaksinasi Covid-19 sebesar 40 persen populasi. Saat ini capaian vaksinasi Covid-19 di Tanah Air baru sekitar 37 persen populasi dan belum merata. Misalnya, jumlah lansia masih kurang dibanding masyarakat umum dan pekerja.
Kendati membatalkan PPKM level 3, Bayu menilai pemerintah masih menerapkan beberapa kebijakan untuk memperketat mobilitas. Salah satunya syarat vaksinasi lengkap untuk bepergian dengan pesawat dan jalur lain ditambah antigen 1x24 jam.
Hal ini langkah bagus untuk membatasi mobilitas mereka yang belum divaksin karena risiko tertular Covid-19 dan sakit mereka lebih tinggi.
Selain itu, aturan perjalanan internasional juga diperketat sehingga dapat mengurangi kemungkinan penularan karena kasus impor.
Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM ini menegaskan pemerintah daerah dan pemerintah pusat tetap wajib meningkatkan kapasitas 3T (testing, tracing, treatment) menjelang Nataru.
Pasalnya, meski dibatasi, mobilitas jalur darat dengan kendaraan pribadi masih mempunyai kemungkinan lolos dari pengetatan.
"Oleh sebab itu, program 3T tetap harus ditingkatkan, terutama testing dan tracing diperkuat dengan menambah kapasitas khusus menjelang periode nataru, memastikan logistik di faskes mencukupi, aktivasi isoter dan RS lapangan, serta memastikan nakesnya tersedia," ujarnya.
Tak hanya itu, Bayu mengimbau masyarakat untuk patuh 5M selama beraktivitas di periode Nataru. Tidak kalah penting, upaya skrining dengan aplikasi Peduli Lindungi harus lebih ketat dan konsisten.
"Jadi, sebenarnya ada PPKM level 3 atau tidak yang penting konsistensi dan ada pembatasan mobilitas bagi non-vaksin, peningkatan 3 T terutama saat periode dengan mobilitas yang diprediksi meningkat, mempercepat vaksinasi dan cakupannya diperluas, serta disiplin 5M," tegasnya.