Waspada! Radikalisme Berkembang Lewat Medsos

Jakarta, era.id - Pengamat terorisme dari Universitas Indonesia (UI) Solahudin menyebut, tindakan memengaruhi orang lain dengan paham radikalisme saat ini berkembang lewat media sosial dan internet.

Hal itu berdasakan hasil riset yang dilakukannya dengan mengambil sampel 75 narapidana teroris dan menggunakan metode tatap muka (wawancara).

"85 persen terpidana terorisme, sejak mulai kenal dengan paham ISIS sampai aksi teror, antara 0 sampai 1 tahun," terang Solahudin dalam diskusi FMB9 di Gedung Kemkominfo, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (16/5/2018).

Proses radikalisasi menggunakan media sosial ini, kata Solahudin, terbukti lebih cepat dibanding pada era sebelum penggunaan media sosial.

"Dulu prosesnya bisa 5-10 tahun, sehingga satu elemen yang mempercepat proses radikalisasi itu, terkait media sosial," jelas Solahudin.

Baca Juga : Bom 'Mother of Satan'

(Ilustrasi/era.id)

Solahudin menjelaskan, dalam satu channel Telegram yang digunakan untuk penyebar paham radikalisme, rata-rata terdapat 100 pesan bernuansa kebencian dan kekerasan setiap harinya.

"Kalau jumlah channel telegramnya lebih dari 60, artinya dalam waktu 24 jam disebarkan berapa ribu pesan-pesan kekerasan," katanya.

Pada era sebelum media sosial marak digunakan, lanjut Solahudin, proses radikalisasi dilakukan dengan proses tatap muka seperti pengajian.

"Hal ini mungkin cuma bisa dilakukan seminggu sekali," kata Solahudin.

Baca Juga : Polisi Tangkap 14 Terduga Teroris di Surabaya

Pengamat multimedia dan telematika, Roy Suryo menilai, pola komunikasi sel-sel terpisah teroris melalui sosial media perlu disikapi dengan tegas oleh semua pihak. Meski begitu, lanjut Roy, langkah tersebut harus tetap dilakukan dengan bijak.

"Mereka memanfaatkan Sosmed untuk banyak hal: belajar teknis, komunikasi antar sel dan update berita," kata Roy saat dihubungi era.id, Rabu (16/5/2018).

"Memang sudah ada Undang-Undang ITE, namun perlu dirinci agar aplikatif," sambung dia.

Baca Juga : Terduga Teroris yang Digerebek di Surabaya Satu Keluarga?

(Infografis/era.id)

Tag: radikal