Puan Bakal Kunjungi Pengungsi Erupsi Semeru di Pronojiwo, Bupati Lumajang: Kunjugan Perdana Pejabat Pusat
ERA.id - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani dijadwalkan berkunjung ke titik pengungsian warga terdampak awan panas guguran Gunung Semeru di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang pada Senin (20/12).
“Ini akan menjadi kunjungan pertama pejabat pusat ke Pronojiwo. Terima kasih Ibu Puan,” ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq dihubungi wartawan, Minggu (19/12/2021).
Pronojiwo adalah salah satu kecamatan di Lumajang terdampak meningkatnya aktivitas Gunung Semeru yang letaknya berbatasan dengan Kabupaten Malang.
Namun, karena Jembatan Besuk Koboan atau “Geladak Perak” ambrol diterpa lahar hujan Semeru, akses menuju Lumajang terputus.
Menurut Bupati Thoriq, terdapat lebih dari 500 warga yang mengungsi di berbagai titik di Pronojiwo.
Ia berharap kedatangan Puan dapat mempercepat penyaluran bantuan kepada warga terdampak, khususnya di kecamatan tersebut.
“Kami berharap Ibu Puan bisa bertatap muka dengan warga terdampak, dan dapat mengurai beberapa hal yang belum terpecahkan di sini," ucap Bupati yang pernah menjabat Anggota DPRD Jatim tersebut, seperti dilansir Antara.
Ia menyampaikan salah satu persoalan yang diharapkan bisa segera diselesaikan adalah pembangunan jembatan sementara agar akses Lumajang ke Malang dan sebaliknya dapat kembali pulih.
Selain itu, lanjut Bupati Thoriq, yakni mengenai relokasi rumah warga terdampak yang menurut dia hanya butuh sedikit dorongan dari pusat.
Peristiwa meningkatnya aktivitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang terjadi pada Sabtu (4/12), yang mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi.
Berdasarkan data dari Pusdatinkom Kebencanaan BNPB per 16 Desember 2021 jumlah pengungsi sudah mencapai 10.571 jiwa.
Hingga saat ini, para pengungsi belum bisa kembali ke rumah masing-masing karena aktivitas gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu belum normal.
Bahkan, status gunung setinggi 3.676 meter di atas permukaan air laut (mdpl) tersebut naik menjadi Siaga level 3 dari Waspada level 2.
Seiring peningkatan status tersebut, diimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Koboan sejauh 13 kilometer dari puncak.
Selanjutnya tidak berada pada radius 5 kilometer dari puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.