Tak Menjabat Lagi, Ini Warisan Said Aqil Siradj Menurut Guntur Romli: Islam Nusantara yang Mendunia
ERA.id - Politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) angkat bicara mengenai Said Aqil Siradj yang tak terpilih menjadi ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) dalam Muktamar NU yang digelar di Lampung sejak (23/12/2021).
Guntur Romli mengaku sempat ditanya wartawan, warisan apa yang ditinggalkan Said Aqil yang pernah menjabat Ketua Umum PBNU selama dua periode.
Menurut dia, Said Aqil meninggalkan warisan berupa Islam Nusantara yang mendunia dan juga sikap tegas terhadap kelompok garis keras.
"Terima Kasih Kiai Said," jelas Guntur Romli melalui akun Twitternya pada Jumat (24/12/2021).
KH Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 setelah unggul dari petahana KH Said Aqil Siroj, dalam pemilihan Ketua Umum PBNU yang dilaksanakan pada Muktamar Ke-34 NU di Lampung, Jumat (24/12/2021).
Gus Yahya meraih 337 suara, sementara Kiai Said Aqil memperoleh suara 210 dari total 548 suara yang masuk, baik dari pengurus cabang, wilayah maupun luar negeri, sementara yang dinyatakan tidak sah satu suara.
Gus Yahya, lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966. Ia merupakan kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Pada 31 Mei 2018, Presiden Joko Widodo melantik Yahya sebagai salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Jauh sebelumnya, Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, presiden keempat RI.
Pada tahun 2018 silam, saat menjadi Katib Aam PBNU, Staquf pernah menjadi kontroversi karena mengunjungi negara Israel. Seperti diketahui, Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel. Apalagi, selama ini Indonesia menentang keras penjajahan Israel atas Palestina.
Gus Yahya bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Pertemuan itu berlangsung pada Kamis (14/6/2018).
Netanyahu lalu mengunggah foto-fotonya di Twitter.
"Pertemuan spesial hari ini di Yerusalem dengan Yahya Cholil Staquf, sekretaris jenderal organisasi Muslim global Nahdlatul Ulama," kata Netanyahu di Twitter.
Kritik dan kecaman atas kunjungan Staquf ke Israel datang dari dunia internasional. Palestina, lewat kementerian luar negeri, mengutuk kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Israel itu.