Pertemuan Dudung dengan Buya Amiruddin di Medan Jadi Kontroversi, Bukan Ulama Besar?

ERA.id - Pertemuan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman dengan Buya Amiruddin di Medan, Senin (3/1) silam, jadi kontroversi.

Alasannya, dalam rilis yang diterima ERA.id, Buya Amiruddin dianggap sebagai salah satu ulama besar di Sumatera Utara.

Sementara, Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Gus Umar Hasibuan menilai kalau Amiruddin adalah seorang pembaca doa yang biasanya diundang dalam resepsi pernikahan.

Gus Umar jelas punya pendapat yang kuat soal Buya Amiruddin, sebab sewaktu dirinya menikah di Medan, Amir yang membaca doa dalam resepsinya.

"Jujur ya saya bingung kalau pak Amiruddin ini dibilang ulama besar? Koq bisa? Setahu saya pak amiruddin ini tukang baca doa kalau acara resepsi nikah termasuk resepsi nikah saya di medan," tulis Gus Umar lewat akun Twitter-nya.

Gus Umar pun memberi masukan ke Dudung, agar kiranya ia menemui Tuan Guru Basilam. Sosok itulah yang dianggap Gus Umar sebagai ulama besar di Sumatera Utara.

"Salah ketemu orang pak dudung. Kalau mau ketemu ulama besar mending ketemu tuan guru basilam."

"Setiap ada acara resepsi pejabat di medan. Dialah yg baca doa. Dan dia dulunya guru agama di SMA Kartika 2. Dialah ulama besar," tandasnya.

Untuk diketahui, pertemuan Dudung dengan tokoh agama dianggap merupakan simbol adanya hubungan baik antara kelompok pemuka agama (ulama) dan umat (umara).

"Pertemuan antara Kasad dengan Buya Amiruddin berjalan dengan suasana hangat dan penuh keakraban," kata Dinas Penerangan TNI AD dalam siaran tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa (4/1/2022) kemarin.

Buya Amiruddin merupakan Wakil Ketua Dewan Tim MUI Medan dan Ketua Majelis Dzikir Tadzkira Sumatera Utara. Ia juga memimpin Pondok Pesantren Baitul Almustaghfirin Al Amir.

Dalam pertemuan itu, Buya Amiruddin memberi sekaligus memakaikan peci dan sorban putih untuk Kasad. Peci dan sorban merupakan kenang-kenangan dari Buya ke Jenderal Dudung.

Sementara itu, Dudung menyerahkan bantuan kendaraan operasional ke pondok pesantren Buya Amiruddin. Penyerahan kunci kendaraan secara simbolis dari Kasad ke pimpinan Ponpes Baitul Almustaghfirin Al Amir.