Survei Indikator Ungkap Mayoritas Publik Tolak Program Vaksinasi Booster

ERA.id - Lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengungkapkan, mayoritas responden mereka menolak rencana pemerintah menggelar vaksinasi Covid-19 dosis ketiga atau booster.

Padahal pemerintah menargetkan pelaksanaan vaksinasi booster mulai 12 Januari 2022.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi mengatakan, responden yang menolak vaksinasi booster sebanyak 54,8 persen. Sedangkan yang setuju hanya 41,7 persen.

"Soal booster, 54,8 persen tidak setuju, 41,7 persen setuju. Bahkan, dikasih booster pun masyarakat lebih banyak yang tidak setuju ketimbang setuju," kata Burhan dalam rilis survei Indikator Politik Indonesia mengenai perkembangan Pandemi Covid-19, Minggu (9/1/2022).

Selain itu, kata Burhan, dari hasil survei terbaru Indikator Politik Indonesia, mayoritas responden juga menolak adanya vaksinasi untuk anak usia 3 hingga 12 tahun. Mereka yang tidak setuju sebesar 63 persen. Sementara, hanya 34 persen yang setuju.

Dari hasil survei tersebut, Burhan menilai isu vaksinasi ini perlu mendapat perhatian yang serius dari pemerintah. Sebab, jika banyak masyarakat yang menolak vaksinasi akan berpotensi stok vaksin yang ada menjadi kedaluwarsa.

"Ini yang menyebabkan isu terkait dengan beberapa vaksin yang tidak segera terdistribusi, itu potensial expired karena makin lama makin sulit untuk dicari warga yang bersedia untuk divaksin. Sementara vaksinnya ada, tetapi kalau secara psikologis masyarakat menolak, itu juga jadi masalah," jelas Burhanuddin.

Karenanya, Burhanuddin meminta pemerintah segera mencari solusi atas keengganan masyarakat untuk divaksinasi demi mengendalikan pandemi di Tanah Air.

"Ini isu yang menurut kami serius harus segera diatasi, karena bagaimanapun masalah ini bisa menjadi masalah tersendiri di luar dari isu teknis terkait dengan ketersediaan vaksin dan vaksinator. Kalau masyarakat tidak setuju, ya repot," tegasnya.

Survei Indikator Politik Indonesia menggunakan metode multistage random sampling dengan total sampel 2.020 responden. Dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden diwawancara secara tatap muka pada 6-11 Desember 2021.