Siapa Ketua Umum Parpol yang Jadi Capres, Survei Indikator: Prabowo hingga Megawati Masih Berpeluang
ERA.id - Elektabilitas Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto masih menempati urutan teratas untuk dicalonkan sebagai presiden, dibandingkan dengan delapan nama ketua umum partai politik yang lolos presidential threshold (PT).
Berdasarkan hasil survei terbaru dari Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Prabowo mencapai 54,4 persen. Diposisi kedua dengan elektabilitas yang jauh lebih rendah ada nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono sebesar 11,8 persen dan di urutan ketiga yaitu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebesar 6,8 persen.
"Pada simulasi sembilan nama ketua umum partai, di tingkat nasional Prabowo Subianto paling tinggi dukungannya, kemudian AHY, dan Airlangga," kata Direktur eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Minggu (9/1/2022).
Lima nama ketua umum lainnya, menurut Burhan, hanya memiliki elektabilitas di bawah lima persen.
Diantaranya yaitu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri 4,6 persen, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh 1,6 persen, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar 1,5 persen, Ketua Umum PKS Ahmad Syaiku 1,3 persen, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan 0,2 persen, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa 0,1 persen.
Burhan mengatakan, UU Pemilu di Indonesia masih mengatur mengenai PT 20 persen. Dengan aturan tersebut, para ketua umum partai lebih berpotensi diajukan sebagai calon presiden.
Oleh karenanya, sejumlah nama lain seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak dimasukkan dalam simulasi tersebut.
"Kalau misalnya PT masih berlaku, maka previlages ada di ketua umum partai. Ini ketum-ketum yang kita tanyakan. Nama Ganjar kita take out, nama Anies kita take out," papar Burhan.
Adapun survei dilakukan secara nasional mulai 6-11 Desember 2021. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Total sampel 2.020 responden, dengan jumlah sampel basis sebanyak 1.220 orang yang tersebar proporsional di 34 provinsi serta dilakukan penambahan sebanyak 800 responden di Jawa Timur.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.220 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional.