Maura Magnalia Dimakamkan Bersama Rokok dan Barang Kesayangannya, Nurul Arifin: Dia Sehari 2 Pak

ERA.id - Putri sulung Nurul Arifin, Maura Magnalia Madyaratri meninggal dunia pada Selasa (25/1) pukul 05.37 WIB pada usia 28 tahun. Maura dimakamkan di San Diego Hills Memorial Park pada Rabu (26/1) secara Katolik, mengingat Nurul Arifin beragama Islam.

Saat mengantarkan jenazah Maura, Nurul tak kuasa menahan nangis. Mulai dari ibadah hingga jenazah masuk liang lahat, Nurul terus menangis. Bahkan, Wakil Ketua Partai Golkar ini sampai memasukkan barang-barang kesayangan Maura ke dalam peti jenazah.

Nurul Arifin (Foto: YouTube/Intens Investigasi)

Barang-barang kesayangan Maura yang dimasukkan dalam peti adalah air mineral, rokok, sepatu hingga buku. Barang-barang ini sangat disukai mendiang semasa hidupnya. Sehingga, Nurul memutuskan memasukkan barang tersebut dalam peti.

"Itu barang-barang kecintaan dia, air mineral juga kita masukin. Dia sehari minum enam botol, enam liter, jadi dimasukin. Terus rokok kesukaannya, sehari dua pak," kata Nurul Arifin, dikutip dari kanal YouTube Intens Investigasi.

"Terus ada sepatu boots yang memang favoritnya dia, kemanapun dia pergi, mau di kampung, mau di kota selalu pakai. Terus ada buku, satu buku bacaan dia. Dia senang mambaca, dan selalu juara kalau menulis essay," sambungnya.

Maura Magnalia (Foto: Instagram/@evilheat)

Lebih lanjut, Nurul Arifin membicarakan soal keinginan Maura yang sampai saat ini belum tercapai, yakni profesor. Namun, Nurul Arifin ingin Maura bekerja terlebih dahulu untuk mendapatkan pengalaman.

"'Saya mau menjadi profesor' dia bilang gitu. Saya bilang 'kamu ingin kuliah terus kan' pengin jadi dokter, profesor, 'tapi kalau kamu nggak kerja, kapan kamu bisa raih gelarnya'," paparnya.

Perempuan berusia 55 tahun ini menyesal karena sempat mendorong Maura agar ingin bekerja, bukannya fokus terus terhadap pendidikan. Selain itu, Nurul merasa terpukul saat anak keduanya, Melkior Mirari membicarakan soal waktu keluarga.

"Mungkin dia tidak mau dikejar-kejar untuk kerja, apalagi anaknya suka belajar. Jadi, saya juga nyesel juga mendorong-dorong dia kerja karena dia inginnya sekolah terus," ucapnya.

"Waktu itu sangat padat sekali, jadi apa yang dikatakan Dimel tadi malam itu sangat memukul saya. Ternyata kamu bisa punya apa saja, tapi kamu tidak punya waktu, semuanya kosong," tambahnya.