Sudah 5 Hari Isolasi Tapi Masih Positif COVID-19, Ini yang harus Dilakukan

ERA.id - Sejumlah negara telah memperpendek masa isolasi mandiri untuk penderita Covid-19 menjadi lima hari. Namun, bila tes rapid antigen masih menunjukkan hasil positif pada hari keenam, pasien perlu memperpanjang masa isolasinya.

Dalam studi awal yang melibatkan 70 pemain dan pegawai NBA yang menjalani isolasi, pada hari kelima mereka kembali menjalani tes antigen. Hasilnya, sekitar 40 persen masih menunjukkan hasil positif.

Berdasarkan temuan ini, penderita Covid-19 disarankan untuk melakukan tes antigen antara hari kelima hingga kesepuluh setelah dinyatakan positif Covid-19. Bila tes tersebut menunjukkan hasil positif, maka perlu memperpanjang masa isolasi menjadi 10 hari.

"Bila hasil tes positif, Anda perlu melanjutkan isolasi hingga hari kesepuluh," ujar Juru Bicara Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Jasmine Reed seperti dilansir dari CNBC, Selasa (2/2/2022).

Kendati begitu, sejauh ini belum ada metode tes yang dapat menunjukkan seberapa tinggi tingkat penularan seseorang yang terkena Covid-19. Saat ini yang tersedia adalah metode tes untuk mendeteksi keberadaan virus corona di dalam tubuh.

Saat ini, tes RT-PCR masih menjadi standar emas yang memiliki sensitivitas tinggi dalam mendeteksi materi genetik virus. Akan tetapi, metode pengetesan ini tak hanya 'mengenali' materi genetik dari virus yang masih hidup tetapi juga yang sudah mati.

Oleh karena itu, tes RT-PCR bisa menunjukkan hasil positif berpekan-pekan setelah seseorang sembuh dan tidak menularkan penyakit. "Bahkan satu molekul bisa membuat (hasil) PCR positif," ungkap ahli epidemiologi dr Michael Mina.

Ahli virologi menyatakan hal yang sama tidak berlaku untuk tes rapid antigen. Tes ini bekerja dengan cara mendeteksi protein tertentu pada virus. Dibutuhkan adanya materi virus dalam jumlah yang substansial untuk bisa memberikan hasil positif pada tes rapid antigen.

"(Butuh) sekitar 100.000-1.000.000 molekul untuk membuat (hasil) tes rapid antigen positif," jelas dr Mina.

Bila hasil tes rapid antigen positif, kemungkinan besar orang tersebut masih memiliki muatan virus yang besar. Artinya, kemungkinan besar orang dengan hasil tes rapid antigen positif masih menularkan penyakit, terlebih bila orang tersebut mengalami gejala.

Direktur Program Penyakit Menular Association of Public Health Laboratories Kelly Wroblewski mengungkapkan, hal paling sederhana yang bisa menjadi patokan untuk mencegah penularan Covid-19 adalah menyadari gejala atau keluhan yang dirasakan diri sendiri.

Menurut Wroblewski, seseorang yang mengalami demam dan batuk harus menahan diri untuk tidak bertemu orang lain. Wroblewski mengatakan, hal tersebut sering kali dilupakan oleh sebagian orang di masa pandemi.

"Jangan terlalu fokus pada tes dan teknologi hingga kita melupakan praktik pengendalian infeksi dasar, yaitu bila Anda sakit, berdiam dirilah di rumah," ujar Wroblewski.