Konflik Rusia-Ukraina Memanas, Green Day Putuskan Batalkan Konser di Moskow
ERA.id - Grup band punk rock Amerika Serikat Green Day memutuskan untuk membatalkan konser mereka di Moskow. Pembatalan ini menyusul konflik Rusia-Ukraiana yang kian memanas.
Melalui akun media sosial mereka, grup yang terdiri dari Billie Joe Armstrong, Mike Dirnt, dan Tre Cool mengumumkan pembatalan konser mereka yang akan digelar pada 29 Mei mendatang di Spartak Stadium, Moskow. Green Day menilai pembatalan ini perlu dilakukan menyusul situasi yang tidak kondusif di Ukraina.
"Dengan berat hati, mengingat peristiwa saat ini, kami merasa perlu untuk membatalkan pertunjukan kami yang akan datang di Stadion Spartak Moskow," tulis Green Day, dikutip Variety, Senin (1/3/2022).
Lalu, kata Green Day, keputusan ini bukan semata tentang pembatalan konser rock saja, melainkan ada hal yang jauh lebih besar dari pertunjukan itu sendiri.
Namun demikian, pelantun "Welcome to Paradise" itu tahu bahwa musik rock and roll akan selalu memiliki tempat dan waktu yang tepat untuk kembali di masa depan.
"Kami sadar bahwa momen ini bukan tentang pertunjukan rock stadion, ini jauh lebih besar dari itu. Tapi kami juga tahu bahwa rock and roll itu selamanya dan kami merasa yakin akan ada waktu dan tempat bagi kami untuk kembali di masa depan," ungkapnya.
Tentu saja pembatalan ini menimbulkan banyak kekecewaan dari penggemar setia. Namun pihak Green Day dan promotor berjanji akan mengembalikan dana dari tiket yang sudah dibeli oleh para penggemar.
Green Day juga memastikan pengembalian dana itu akan segera dilakukan dan menjamin uang yang sudah masuk tetap aman dan bisa kembali sepenuhnya.
"Pengembalian dana tersedia di tempat pembelian. Tetap aman," tutupnya.
Sebagaimana diketahui Rusia mulai melakukan invasinya ke Ukraina awal pekan lalu. Serangan itu pun terus berkembang baik dari darat, laut, maupun udara. Ancaman itu bahkan sudah masuk ke wilayah ibu kota Ukraina, Kiev dengan bantuan pasukan khusus Chechnya.
Pejabat Ukraina dan PBB mengatakan sedikitnya 198 orang, termasuk lebih dari 100 anak-anak tewas dalam pertempuran tersebut.
Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan telah menempatkan pasukan nuklirnya dengan tingkat waspada lantaran ketegangan terus meningkat dengan Amerika Serikat dan Eropa.