Apa Harga Pertamax Bakal Naik Jelang Lebaran saat Pemudik Meramaikan Jalanan?
ERA.id - Sejak pertengahan bulan Maret, isu kenaikan harga bahan bakar Pertamax di Pertamina, sudah hangat. Tak cuma ekonom, legislator DPR RI pun mengamini hal itu.
Hingga kini, belum ada yang tahu soal kapan kenaikan itu akan terjadi. Lewat penjelasan DPR, pembelian Pertamax diprediksi akan melonjak pada April mendatang.
Bagaimana tidak, saat arus mudik dan balik jelang Lebaran 2022 terjadi, hitungan kasar, pembelian bahan bakar akan meningkat seturut dengan perputaran ekonomi yang cepat.
Lebih jelasnya, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Aria Bima bilang, penggunaan Pertamax akan meningkat. Makanya, ia meminta Pertamina untuk mengantisipasi lonjakan konsumsi Pertamax.
"Kemungkinan besar kalau situasi COVID-19 seperti saat ini akan terjadi ledakan yang lebih luar biasa untuk pulang mudik," ujarnya, Selasa (29/3/2022).
Aria menjelaskan bahwa pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah selama dua tahun, membuat konsumsi BBM tak begitu banyak karena masyarakat dilarang mudik.
Apabila melihat kondisi pandemi yang mulai melandai, maka tahun ini ada kecenderungan aktivitas mudik akan lebih ramai ketimbang dua tahun terakhir, sehingga Pertamina perlu mencermati pola konsumsi BBM di masyarakat agar tidak ada antrean pun kelangkaan.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, pelonggaran kebijakan PPKM dan aturan dalam perjalanan mendorong masyarakat untuk melakukan mudik.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen hingga akhir 2021 juga mendorong peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat terutama menjelang Idul Fitri.
"Untuk mengantisipasi lonjakan kegiatan mudik masyarakat, Pertamina telah mempersiapkan stok BBM dan elpiji dalam kondisi aman serta menyiagakan seluruh infrastruktur," kata Alfian.
Pertamina memproyeksikan penjualan pertalite akan naik sebanyak 1,2 persen, pertamax 14,8 persen, turbo turun 5 persen, solar turun 5 persen, dexlite turun 5 persen, dan dex turun 4 persen.
Alfian menyampaikan bahwa peningkatan konsumsi pertamax itu diproyeksikan terjadi karena pengendara akan cenderung membeli pertamax saat mereka mudik.
"Pertamax mungkin akan naik besar karena pemudik biasanya membeli pertamax ketika akan mudik sekitar 14,8 persen," jelasnya.
Saat ini, kondisi stok BBM yang dimiliki Pertamina tercatat premium 18,2 hari, pertalite 7,5 hari, pertamax 17,2 hari, turbo 40,7 hari, solar 11,8 hari, dexlite 0,2 hari, dan dex 8,4 hari.
Prediksi harga Pertamax
Sementara Ketua Komisi VI DPR RI Faisol Riza mengatakan, jika Pertamina menyesuaikan harga Pertamax, justru akan mewujudkan asas keadilan.
Alasannya, selama ini BBM nonsubsidi tersebut dijual di bawah harga keekonomian, sehingga BUMN migas itu seolah-olah mensubsidi pengguna Pertamax.
Menurut dia, Pertamax adalah BBM nonsubsidi yang diperuntukkan bagi kalangan mampu, banyak pengguna kendaraan keluaran terbaru, bahkan mobil mewah memakai BBM jenis ini.
"Volume penjualannya juga hanya 14 persen dari total penjualan BBM Pertamina. Makanya jika Pertamina menyesuaikan harga Pertamax, justru akan mewujudkan asas keadilan itu sendiri," kata Faisol, Jumat silam.
Faisol mengingatkan bahwa harga jual Pertamax saat ini yang di bawah harga keekonomian, membuat beban keuangan BUMN tersebut menjadi berat, terlebih di tengah harga minyak dunia yang terus melambung.
Dengan pergerakan harga minyak mentah dunia mencapai lebih dari 100 dolar AS per barel, Kementerian ESDM memperhitungkan bahwa harga keekonomian Pertamax saat ini berada di level Rp14.526 per liter.
Padahal, Pertamina masih menjualnya di kisaran harga Rp9.000 hingga Rp9.400 per liter.
Dibandingkan BBM sejenis di SPBU swasta yang menjual BBM dengan RON 92 seharga Rp11.900 - Rp12.990/liter, harga jual Pertamax saat ini jauh di bawah.
Dari data Kementerian ESDM, lanjutnya, bisa dilihat bahwa untuk setiap liter Pertamax, Pertamina harus ‘mensubsidi’ sekitar Rp5000.
"Padahal yang namanya subsidi, seharusnya diberikan kepada kalangan menengah ke bawah, yaitu pengguna Pertalite bukan Pertamax," lanjutnya.
Oleh karena itu untuk mengurangi beban, bisa saja Pertamina menaikkan harga Pertamax, tambahnya, apalagi sebagai BBM non subsidi, penyesuaian Pertamax memang mengikuti pergerakan pasar dan menjadi kewenangan korporasi.
“Dan dalam kondisi saat ini, kami dari Komisi VI DPR memahami jika Pertamina menyesuaikan harga Pertamax. Yang penting dilakukan terbuka dan sesuai aturan. Komisi VI akan terus mengawasi," ujar Faisol.
Menurut dia, penyesuaian harga Pertamax memang keniscayaan, sebab kinerja keuangan BUMN migas tersebut harus stabil apalagi sebagai perusahaan negara terdapat banyak penugasan yang dijalankan Pertamina, dan semuanya harus tetap berjalan baik.
"Pertamina juga merupakan salah satu pendorong roda perekonomian nasional. Makanya sebagai BUMN, mesti didukung pemerintah dan masyarakat,” katanya.
Kami juga pernah menulis soal Harga BBM Pertamina Naik Mulai Hari Ini, Pertamax dan Pertalite Tetap Kamu bisa baca di sini
Kalo kamu tahu informasi menarik lainnya, jangan ketinggalan pantau terus kabar terupdate dari ERA dan follow semua akun sosial medianya!