Profil Herawati Diah, Tokoh Pers Nasional yang Diabadikan Google Doodle Hari Ini
ERA.id - Siapakah Herawati Diah yang namanya diabadikan oleh Google Doodle?
Herawati Diah memiliki nama lengkap Siti Latifah Herawati Latip. Nama Latip berasal dari ayahnya, yaitu dokter Latip. Saat menikah dengan Burhanuddin Mohammad Diah atau B.M. Diah (Menteri Penerangan Indonesia ke-18), Hera mengikuti nama belakang suaminya.
Hera adalah tokoh pers nasional Indonesia. Sejak pelajar, ia sudah aktif dalam organisasi. Ia menempuh pendidikan di ELS (Europeesche Lagere School) di Salemba, Jakarta. Kemudian, ia hijrah ke negeri Sakura menempuh pendidikan lanjut di American High School, Tokyo.
Keberhasilannya tak luput dari dorongan sang ibu. Hera diminta oleh sang ibu untuk melanjutkan pendidikannya di Barnard College, Amerika Serikat, dengan studi Sosiologi dan Ilmu Jurnalistik. Kampus tersebut berafiliasi dengan Universitas Columbia, New York.
Ia mampu menyelesaikan pendidikannya pada 1941. Dengan itu, ia menjadi wartawati pertama lulusan Amerika Serikat.
Selepas kuliah di Amerika, sosok yang fobia darah ini tak menunggu lama atau berkarier di Negeri Paman Sam. Ia segera pulang ke Indonesia pada 1942 dan menjadi wartawati lepas di kantor berita United Press International (UPI). Ia juga bekerja di koran Asia Raja.
Selain itu, ia bergabung sebagai penyiar di radio Hosokyoku, dan bertemu B.M. Diah yang juga seorang penyiar dan wartawan.
Hera dan sang suami mendirikan koran Harian Merdeka pada 1 Oktober 1945, tak lama setelah proklamasi Indonesia.
Pada 1955, mereka juga mendirikan koran berbahasa Inggris pertama di Indonesia, The Indonesian Observer. Koran ini terbit dan dibagikan pertama kali dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawab Barat. Koran The Indonesian Observer berakhir pada 2001.
Walau sudah bersuami, Hera masih aktif menjadi wartawati. Tak ada yang dikorbankan, menjadi istri atau wartawati. Dua hal tersebut ia jalani dengan kebebasan.
Hal itu tak luput dari peran suaminya yang juga seorang wartawan. Begitulah jadinya apabila mendapatkan pasangan yang memiliki hobi yang sama.
Herawati Diah lahir pada 03 April 1917. Dari jejak jurnalistiknya itu, Google menghormatinya dengan sebaik-baiknya, mengabadikannya di hari lahirnya.
Dari Persatuan Wartawan Indonesia menganugerahi Lifetime Achievement Award untuk Herawati Diah karena peran dalam dunia pers Tanah Air.
Wartawan perempuan ini melewati beberapa zaman, dari masa sebelum kemerdekaan hingga Reformasi.
Herawati Diah meninggal tepat pada 30 September 2016 di usia 99 tahun. Ia memang telah tiada, tetapi ia meninggalkan karya yang luar biasa untuk pers Indonesia. Salah duanya adalah bukunya yang berjudul An Endless Journey: Reflection of an Indonesian Journalist pada 2005 dan Kembara Tiada Berakhir (1993).
Dalam buku tersebut, ia merekam jejak perjalanan hidupnya sebagai jurnalis perempuan Indonesia. Dan ini menjadi damar bagi perempuan Indonesia lainnya bahwa perempuan juga mampu berkarya.