Merinding! Ifan Seventeen Kenang Kejadian Tsunami yang Tewaskan Satu Band dan Istrinya: Gue Harus Baca Syahadat!
ERA.id - Vokalis grup band Seventeen, Riefian Fajarsyah alias Ifan Seventeen kembali mengenang momen mengerikan yang menimpa hidupnya. Ifan mengingat kembali kejadian tsunami yang menewaskan rekan satu bandnya dan juga istri tercinta di tahun 2018.
Kejadian mengerikan itu kembali diceritakan oleh Ifan Seventeen bersama dengan Denny Sumargo beberapa waktu lalu. Dalam kisahnya, Ifan mengatakan dirinya sempat tergulung ombak besar dan membuatnya pingsan.
"Pingsan gue. Terus gue mikir, kiamat nih. Ya begini (kegulung ombak) muter-muter. Tapi sambil mikir gue ini dalam air gue mikir gue harus naik ke atas nih, gue harus ngambang, instingnya, tapi di badan gue ada kabel," kata Ifan Seventeen di YouTube Denny Sumargo, Selasa (12/4/2022).
Setelah pingsan sesaat, Ifan Seventeen berusaha untuk bernapas. Tetapi saat itu dirinya kesulitan bernapas lantaran yang dihirup olehnya hanya pasir dan air laut. Ifan pun memutuskan untuk menahan napasnya sambil berusaha untuk melepaskan lilitan kabel di tubuhnya.
Di situasi mengerikan itu, Ifan juga berusaha untuk naik ke permukaan air dan berusaha untuk tetap tenang agar dirinya bisa selamat.
"Akhirnya begitu kelepas (kabel) gue ke atas (ambil napas). Orang teriak 'tsunami-tsunami', baru gue tau oh ini tsunami. Nangis gue, bukan nangis kejer tapi nangis mengeluh. Sambil nyelametin diri sambil nangis karena gue pikir itu mimpi," jelasnya.
Saat arus dan gulungan ombak mulai tenang, Ifan sedikit lega lantaran berpikir bahwa dirinya bisa selamat. Namun sesaat kemudian dia menyadari bahwa dirinya terseret air yang membawanya ke tengah lautan.
Ketika berada di tengah lautan, Ifan sempat ingin menyerah dan pasrah atas apa yang terjadi pada dirinya. Dia juga menghadapi situasi di mana banyak orang yang saling tarik-menarik untuk menyelamatkan diri.
"Ada satu orang bapak-bapak gue sikut-sikutin. Gue masih inget banget kata-kata gue, 'jangan pegang tangan saya, pegang barang lain karena kalau pegang saya kita berdua mati'. Gue sikutin kepalanya," kenang Ifan.
Untungnya bapak itu memilih untuk berpegangan dengan sebuah meja yang ada di sekitar mereka. Ifan pun juga ikut memegang meja tersebut dan saling menjaga keseimbangan satu sama lain.
Namun saat Ifan merasa sudah aman muncul seorang lainnya yang ikut bertumpu pada meja tersebut. Meja itu pun tak mampu menopang ketiganya hingga menyebabkan Ifan dan lainnya kembali tenggelam ke laut.
Pada saat itulah Ifan benar-benar menyerah dengan kondisinya. Dia pun pasrah bila nantinya tidak selamat dalam berjuang di tengah laut. Dia bahkan sudah mencapai titik bisa mendengar denyut nadinya sendiri.
Tetapi di saat yang bersamaan, Ifan bersikeras untuk menucap dua kalimat syahadat sebelum akhirnya kedua mata Ifan terpejam.
"Lama-lama gue ngerasa kayak gue harus mengucap dua kalimat syahadat nih, siapa tau kalau gue pingsan siapa tau mati gue ucapin dulu dong," katanya.
Namun belum sempat Ifan menyelesaikan dua kalimat syahadat, tangannya berhasil menyentuh sebuah kotak yang mengapung di atas kepalanya. Dengan cepat Ifan pun kembali membuka mata dan berusaha menjangkau kotak tersebut.
Ifan pun akhirnya berhasil mencapai kotak tersebut yang ternyata sudah dinaiki oleh empat orang lainnya. Ifan pun akhirnya berhasil mencapai daratan setelah terombang-ambing selama kurang lebih dua jam.
Keberhasilan Ifan mencapai daratan itu dikatakan olehnya sebagai sebuah mukjizat yang diturunkan oleh Tuhan kepada dirinya.