Kasihan Juga Kalau Novanto Dihujat Terus
Permintaan itu disampaikan Yandri lantaran Novanto ditetapkan kembali sebagai tersangka kasus dugaan korupsi proyek e-KTP.
"Saya tidak pernah bosan untuk mengingatkan Pak Novanto agar mengundurkan diri. Respon positif publik ke DPR masih ada kalau Novanto mengundurkan diri," ujar Yandri di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (30/11/2017).
Yandri menilai, masyarakat yang menyorot kasus Novanto berharap agar mantan pria tertampan se-Surabaya ini mengundurkan diri untuk menjaga muruah anggota legislatif sebagai lembaga negara yang mewakili rakyat.
"Beliau (Novanto) juga tahu, begitu besar harapan publik untuk digantikannya ketua DPR. Kita lihat di media sosial, itu luar biasa respon publik. Kasihan juga beliau (Novanto) kalau dihujat terus," imbuhnya.
Yandri menyadari, digantinya Novanto di pucuk kepemimpinan DPR merupakan wewenang Golkar. Namun, dia menuturkan, Novanto yang berada di balik jeruji besi makin memperburuk citra DPR di mata masyarakat.
Senada dengan Yandri, anggota Komisi II dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi juga menyerukan hal yang sama.
Menurut Baidowi, kasus Novanto sebaiknya disikapi Golkar seperti mantan Ketua PPP Suryadharma Ali yang mundur dari jabatannya sebagai Menteri Agama setelah menjadi tersangka kasus penyelenggaraan ibadah haji pada 2014 lalu.
"Saya juga sepakat jika Pak Novanto mengikuti saran dari teman-teman agar mengundurkan diri. Itu lebih bagus. Seperti di internal kami, ketika ketua umum kami tersangkut kasus korupsi, ya mengundurkan diri," ungkap Baidowi.