Isu Boikot AHY di Makassar Bisa Gembosi Suara Demokrat secara Nasional
ERA.id - Konflik DPD Demokrat Sulawesi Selatan memanas sampai ke DPP. Kubu Ilham Arif Sirajuddin protes. Semua karena penetapan ketua dalam Musda beberapa waktu lalu.
Bagaimana tidak, suara DPC yang memilih Ni'matullah, minim. Tak sama seperti Ilham yang memenangkan permufakatan secara demokratis tersebut.
Sayang, kans Ilham menguasai Demokrat Sulsel terganjal restu Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono cs. AHY lebih memilih Ni'matullah yang memegang tampuk kuasa.
Buntutnya, AHY pun diserang. DPC Demokrat Maros mengancam akan memboikot kedatangan anak SBY tersebut di Bandara Sultan Hasanuddin. Pokoknya, AHY tak boleh ke Makassar untuk melantik Ni'matullah pada 22 Mei 2022 mendatang.
Isu disambut, DPP kabarnya menahan pelantikan tersebut. AHY ingin kisruh diselesaikan dulu. Sempat pula dalam sebuah kesempatan di Yogyakarta, Agus meminta para kadernya untuk santun dalam berpolitik.
Lantas seperti apa amatan pakar politik menyikapi isu ini? Ternyata, kisruh Ilham vs Ni'matullah bisa saja memicu anjloknya suara AHY secara nasional dan reputasi Demokrat akan terjun bebas.
"Kisruh di Demokrat Sulsel merupakan dinamika politik yang wajar," ujar pakar politik yang juga Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah kepada ERA, Jumat (20/5/2022).
Lantas bagaimana bisa gontok-gontokan ini akan mengurangi suara partai dan menggembosi AHY? Kata Asratillah, Ilham didukung banyak pejabat.
"Ketua-ketua DPC yang mendukung IAS kemarin, ada yang berstatus kepala daerah hingga anggota DPRD kabupaten maupun kota."
"Semisal mereka meninggalkan Demokrat pasca kekalahan IAS, otomatis mereka akan turut membawa keluar kantong suara mereka dari Demokrat, karena dalam pemilihan langsung pemilih menjatuhkan pilihan lebih besar karena mempertimbangkan figur ketimbang partai," jelasnya.
Namun, Asratillah menduga, pasca pelantikan Ni'matullah, kemungkinan besar ia akan melakukan perombakan besar-besaran dan melakukan evaluasi terhadap kader-kadernya. Karena kekisruhan ini pastinya akan berdampak pada elektoral Demokrat Sulsel, sehingga akan banyak kader yang akan hengkang.
"Sebab stabil tidaknya internal Demokrat Sulsel pasti akan berpengaruh terhadap kinerja politiknya di 2024 nanti."
"Saya juga yakin pengurus Demokrat Sulsel yang baru akan mempertimbangkan dampak elektoral dari kemungkinan hengkangnya beberapa kader. Stock tokoh politik potensial di Sulsel cukup banyak, tergantung dari kemampuan Demokrat Sulsel berkomunikasi dengan mereka agar berminat bergabung dan mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif bahkan kepala daerah di 2024 nanti," tandasnya.