PKB-PKS Kompak Bentuk Koalisi Baru, PDIP: Kami Tak Campuri Strategi Parpol Lain
ERA.id - PDI Perjuangan tak mau mengometari terkait terbentuknya koalisi antara PKB dan PKS baru-baru ini. Partai berlambang banteng ini mengaku tak mau mencampuri urusan partai politik lain.
"Kami tidak mencampuri strategi dan kebijakan rumah tangga partai lain," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/6/2022).
Hasto mengatakan setiap partai politik memiliki kalkulasi masing-masing untuk menghadapi tahun politik dan Pemilu 2024. PDIP misalnya, lebih memilih bergerak ke bawah untuk menyiapkan diri menyambut Pemilu 2024 mendatang.
"Setiap partai punya kalkulasi politik tersendiri dan kalkulasi politik PDIP adalah bergerak ke bawah menyatukan diri dengan seluruh kekuatan rakyat, membangun optimisme bagi rakyat," kata Hasto.
Lebih lanjut, Hasto mengaku komunikasi antara PDIP dengan partai lain masih terjaga dengan baik. Baik dirinya maupun Ketua DPP PDIP Puan Maharani masih kerap berkomunikasi dengan ketua umum partai politik lainnya.
"Kemudian Ibu Ketua Umum juga menjadikan komunikasi itu dilakukan multilevel, multi approach, perspektif. Dan dari situlah komunikasi itu untuk saling membangun kesepahaman terhadap nasib bangsa dan negara ke depan melalui kerja sama partai politik," papar Hasto.
Sebelumnya, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) membentuk koalisi baru untuk menghadapi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Diklaim koalisi yang belum ditentukan namanya ini akan menjadi magnet baru, khususnya untuk calon-calon presiden 2024.
Sekretaris Jenderal PKS Aboe Bakar Al Habsyi mengaku, antara PKS dan PKB memiliki kecocokan. Apalagi kedua partai tersebut memiliki akar rumput yang sama.
"PKS membuka peluang, siapa bertemu siapa, siapa dengan siapa. Kami ingin berperan moga-moga ada yang bertemu jodoh. Ternyata Cak Imin menanggapi dan besoknya langsung kita berdialog, buat PKS welcome, apalagi bersama PKB," kata Aboe di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (9/6).
Dia menambahkan, kolaborasi antara PKS yang dikenal militan dan PKB yang terkenal sebagai penguasa pesantren bakal menjadi daya tarik politik. Tidak hanya bagi partai-partai politik saja, tetapi juga untuk tokoh-tokoh yang berminat menjadi capres 2024.
"(PKS-PKB) Ini kalau ketemu ngeri-ngeri sedap. Semua capres nanti akan tertarik serius dengan benda ini. Jangan kaget kalau sampai terjadi," katanya.
Sementara Wakil Ketua Umum (Waketum) Jazilul Fawaid membenarkan bahwa awal mula pertemuan ini saat Milad PKS ke-20 yang berakhir dengan memutuskan berkolaborasi untuk Pilpres 2024.
"Pucuk dicinta ulam pun tiba, 20 tahun Milad PKS, ketua umum kami diberikan kesempatan untuk menyampaikan, ternyata di situ ada kata yang sama yang menurut saya ini fakta memang, semuanya kan harus berubah, PKB berubah PKS berubah, semua berubah," kata Jazilul.
Jazilul menilai kolaborasi PKB dan PKS sebagai jalan ketiga di tengah-tengah kemunculan koalisi dan proses pembentukan koalisi yang kini berjalan di antara partai-partai.
"Kalau ini bukan poros tengah disebutnya, ini jalan ketiga. Kalau jalan ketiga ini menjadi lompatan, ini tentu yang disebut dengan magnet baru," kata Jazilul.