Rehabilitasi, Cara Djarot-Sihar Tangani Narkoba
Menurut Sihar, sudah waktunya melihat pengguna narkoba sebagai korban yang perlu dirangkul. Karenanya, penanganan persoalan narkoba harus dilakukan secara manusiawi. Sihar percaya, narkoba adalah persoalan yang enggak berdiri sendiri. Ada begitu banyak persoalan yang membuntuti persoalan ini.
"Narkoba ini problem yg tidak berdiri sendiri. Problem sosial, berangkat dari rumah, dari lapangan pekerjaan, dan dari edukasi," kata Sihar dalam debat yang digelar di Santika Dyandra Convention Center, Medan, Selasa (19/6/2018).
Selain rehabilitasi, Sihar berjanji akan membuka seluas-luasnya lapangan pekerjaan. Hal itu penting agar masyarakat mengalokasikan energi dan waktu mereka untuk berpikir kreatif dan produktif. "Jadi penanganan narkoba bukan melulu penanganan hukum," kata Sihar.
Tapi, penanganan manusiawi itu tentu hanya berlaku bagi pengguna. Bagi para pengedar, Sihar berjanji bakal mendorong penegakan hukum setegak-tegaknya. Enggak boleh ada tawar-menawar. Hal ini tentu harus didorong, sebab Sumatera Utara merupakan provinsi dengan jumlah peredaran narkoba terbesar kedua --setelah DKI Jakarta-- di Indonesia.
"Tentu narkoba ini ada pengedar. Pengedar ini lah yang kita tak boleh tawar-tawar. Karena mereka tahu konsekuensi tindakan mereka menghancur anak bangsa. Kita tidak boleh tawar-menawar," tegasnya.
Untuk mendorong penegak hukum dalam pemberantasan narkoba, Sihar berjanji akan menambah anggaran kepolisian dan otoritas terkait. "Mereka (penegak hukum) harus diberi anggaran lebih besar dalam memperluas jaringan untuk mengemplang para pengedar," kata Sihar.