Alasan Belanja Online Lebih Disukai Konsumen, Meski Sudah Memasuki Masa Fase Endemi
ERA.id - Kehadiran pandemi Covid-19, membuat masyarakat kini sangat melekat dengan penggunaan teknologi. Banyak yang kini sulit untuk merubah kebiasaan belanja online ke offline, meski saat ini sudah memasuki masa fase endemi.
Amir Suherlan, Managing Director, Wavemaker Indonesia mengungkapkan bahwa masyarakat Indonesia kini sudah terbiasa berbelanja online. Ia juga membeberkan alasan mengapa masyarakat jatuh cinta berbelanja online, di antaranya adalah promo-promo menarik yang tentunya sangat menguntungkan.
"Menurut saya, walau endemi. Meski pandemi sudah selesai, tetapi berbelanja online terus berlanjut. Sudah 2 tahun sudah terbiasa belanja online," ungkap Amir Suherlan dalam acara virtual TikTok Mega Sale 2022 pada Selasa (5/7).
"Biasanya harbolnas (hari belanja online nasional), diskon besar-besaran, free ongkir ini jadi daya tarik sendiri," lanjutnya.
Selain itu, Amir menyarankan pebisnis untuk mendekatkan produk dengan iklan di media sosial. Hal ini tentunya mempermudah konsumen untuk melakukan click bait ke marketplace.
"Tahun ini lebih pendekatan iklannya, semua lewat media online. Soalnya, sekarang aktivitasnya mereka lebih banyak ya. Iklan ini bukan cuma bangun awareness, tetapi memudahkan konsumen untuk klik," lanjutnya.
Selain itu, Fabian Prasetya, Chief Digital dan Media Officier Loreal Indonesia mengungkapkan masa endemi dan pandemi tidak ada perubahan dalam bisnis online. Baginya, bisnis online justru membuat bisnis menjadi lebih maju.
"Menurutku nggak ada perubahan, online tetap growing. Mereka tahu produknya, bisa tahu dari review orag. Dikatalis atau percepat dengan 2 tahun lockdown. Tetapi nggak lockdown, kecintaan orang lewat online dengan melihat konten dulu," paparnya.
Menurutnya, banyak orang yang melihat konten review dari konten kreator sebelum akhirnya membeli produk tersebut. Berbelanja online juga memudahkan para konsumen.
"Contoh beli lipstik, lihat review aja di TikTok. Menurutku nggak ada perubahan. Ini dipercepat evaluasi. Belum selesai-selesai, walau bisa beli offline, tetap aja nyaman dan priver beli online," jelasnya.
"Sebelum pandemi, juga banyak beli online. Jadi, orang akan tetap beli di online, orang tetap beli di offline. Jadi, menurut aku dari sudut pandang brand, tetap bisa dari ekosistem itu." lanjutnya.