ERA.id - Ketua DPC Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) FX Hadi Rudyatmo membantah isu terkait dirinya yang diminta menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (Menpan RB) menggantikan almarhum Tjahjo Kumolo.
Ia membantah jika bertemu dengan Presiden Joko Widodo membahas terkait reshuffle kabinet.
Hal ini disampaikan Rudy pada Selasa (30/8/2022). Dirinya membenarkan adanya pertemuan antara dirinya dengan Jokowi di Istana Merdeka pada Senin (29/8/2022).
Namun ia membantah jika pertemuan tersebut membahas mengenai reshuffle kabinet. Menurutnya dirinya tidak pantas untuk mendapat amanah menduduki jabatan menteri.
”Pak Jokowi pasti akan memilih orang yang tepat dan mumpuni. Saya memimpin Solo aja nggak berhasil, jadi menteri malah makin semrawut. Saya memimpin Solo saja saya menilai gagal,” katanya yang juga Ketua DPC PDIP Kota Solo tersebut.
Ia menepis spekulasi rencana pengangkatan dirinya sebagai Menpan RB. Meskipun dirinya tidak menyanggah jika tawaran kedudukan sekelas menteri diberikan padanya.
”Saya memang pernah ditawari jadi Mensos dan Wamen PUPR. Tapi saya nggak mau,” ungkapnya.
Ia memiliki alasan khusus menolak tawaran ini. Dirinya menghindari adanya persepsi barter usai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
”Terus terang saja, Pak Purnomo (Mantan Wakil Wali Achmad Purnomo yang bersaing dengan Gibran memperebutkan rekomendasi PDIP) merasa dipermainkan, dicalonkan oleh partai,” katanya.
Rudy menegaskan bahwa dirinya kader partai yang taat dan patuh pada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Terbukti dengan dirinya patuh saat rekomendasi PDIP dalam Pilkada 2020 jatuh pada pasangan Gibran-Teguh.
”Saya nggak mau menyakiti hati orang lain, kalau tahu-tahu saya jadi wamen atau menteri, apa kata Pak Pur nanti,” katanya.
Terkait tawaran jabatan di kementerian, Rudy mengaku bahwa putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka yang secara pribadi menyampaikan tawaran ini.
”Memang saya ditawari betul, sebelum saya terakhir menjabat wali kota. Terakhir Senin ditawari Mas Gibran, untuk memastikan Rabu mau dilantik. WhatsApp-nya belum tak hapus. Pokoknya Selasa saya harus sampai Jakarta membawa PSL,” ungkapnya.
Meski demikian FX Rudy kembali menegaskan penolakannya. Ia mengaku hanya ingin menjaga nama baik Jokowi. Sebab dengan menerima jabatan tersebut akan mengesankan nama Jokowi akan menjadi buruk.
“Saya sudah sampaikan ‘Bapak mohon maaf, yang perlu saya sampaikan, saya menjaga namanya orang besar di Indonesia, Pak Jokowi, jangan sampai nanti dinilai geng Solo’. Jadi nama beliau yang sudah baik jangan sampai kena kotoran gara-gara saya,” urai FX Rudy.