Epidemiolog UGM: Covid-19 Tetap Ada Tapi Bukan Jadi Ancaman

| 20 Sep 2022 21:45
Epidemiolog UGM: Covid-19 Tetap Ada Tapi Bukan Jadi Ancaman
Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad. (Dok. Satgas Covid-19 DIY)

ERA.id - Epidemiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad, merespons pernyataan WHO bahwa akhir dari pandemi di depan mata. Menurutnya, hal itu lebih tepat diartikan bahwa pandemi Covid-19 sudah tidak lagi menjadi perhatian utama banyak pihak.

“Tidak berarti pandemi itu berakhir kemudian Covid-19 tidak ada sama sekali dan tidak ada penularan. Tidak seperti itu. Covid tetap ada dan masyarakat akan hidup berdampingan dengan virusnya," ujarnya di kampus UGM, Selasa (20/9).

Dia menegaskan, penularan Covid-19 hingga kini masih tetap terjadi secara global. Hanya saja, tingkat keparahan penyakit sudah sangat jauh berkurang. Untuk itu, pandemi sudah tidak lagi menjadi prioritas kesehatan di masyarakat. 

"Jadi, bukan ancaman yang prioritas lagi, tetap ada penyakitnya dan masih bersirkulasi. Dari waktu ke waktu mungkin nanti juga akan ada semacam tahap-tahap yang seperti kemarin. Akan ada kenaikan kasus dan sebagainya," jelasnya.

Riris menyebut penularan varian Covid-19 Omicron relatif menurun. Kasus di Eropa dan Amerika memang masih cukup tinggi, tetapi setelah wabah Omicron selesai efek Covid-19 lebih ringan.  Pelonggaran-pelonggaran pun terus dilakukan, apalagi setelah cakupan vaksinasi meningkat.

Riris tak menampik situasi ini sebagai tanda-tanda berakhirnya pandemi yang semakin mendekati kenyataan. Covid-19 tidak lagi menimbulkan orang sakit  dan tidak membebani sistem kesehatan.

“Artinya kita terinfeksi tetapi kita tidak sakit, kan tidak perlu ngapa-ngapain tho. Kita tetap beraktivitas, tidak harus ke rumah sakit dan seterusnya. Artinya hal-hal semacam itu tidak lagi menjadi beban rumah sakit, puskesmas, atau sistem kesehatan secara luas," terangnya.

Riris mengakui, situasi saat ini jauh berbeda dengan di awal Maret 2020 saat pemerintah mendeklarasikan pandemi.  Waktu itu pemerintah pun mengerahkan seluruh sumber daya untuk mengantipasi dan mengatasi pandemi.  

“Saya melihatnya itu sebagai sebuah respons. Tetapi sebagai sebuah penyakit penularan masih tetap terjadi, dan akan tetap terjadi secara global. Hanya saja keparahan penyakitnya sudah sangat jauh berkurang sehingga kemudian kita bisa mengatakan ini tidak lagi terlalu menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat," imbuhnya.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut dunia saat ini berada dalam posisi terbaik dalam menangani Covid-19. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan akhir pandemi sudah terlihat,  meski belum sepenuhnya usai. "Kami belum sampai di sana. Tapi akhir sudah di depan mata. Dunia perlu melangkah untuk kesempatan ini," ujarnya.

Rekomendasi