ERA.id - Jasad siswi SMP IT Al-Hikmah Kota Depok, bernama Andini akhirnya ditemukan. Perempuan 15 tahun yang menjadi korban bencana di kawasan Puncak tersebut, pertama kali ditemukan oleh pelajar SD setempat, Minggu (17/10/22).
Komandan Koramil Cisarua, Kabupaten Bogor, Mayor Eka Purnama membenarkan. Menurutnya, jasad Andini ditemukan di Sungai Cigamenung, Kampung Batu Kasur RT 06 RW 03 Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor atau sekitar tujuh kilometer dari lokasi kejadian.
"Alhamdulillah sudah ketemu," ujar Eka Purnama kepada wartawan di lokasi.
Setelah ditemukan, para petugas di lapangan langsung mengevakuasi jasad korban. Eka Purnama memastikan, jasad tersebut adalah Andini, korban yang hanyut bersama tiga temannya di Sungai Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Rabu 12 Oktober lalu.
Kepastian itu, kata dia, setelah jasad korban diperiksa dengan detail oleh petugas evakuasi. "Kondisi korban jasad Andini dalam kondisi baik, namun ada luka karena terbentur batu dan agak kembung, karena ia sudah hanyut dan tenggelam selama lima hari," tutur Mayor Eko Purnama.
Sebelum Andini, tiga temannya yang juga menjadi korban sudah lebih dulu ditemukan. Mereka adalah Tara Taskin (13), Amira Hana (14), Raka Alfa (13).
Diketahui sebelumnya, empat pelajar SMP IT Al-Hikmah Kota Depok, hanyut di sungai Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (12/10/22). Mereka hanyut saat akan menyebrang sungai pada kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) yang diadakan sekolah.
Joya, salah seorang siswa SMP IT Al-Hikmah Kota Depok, Jawa Barat yang berhasil selamat dalam kejadian maut di Desa Batulayang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor mengungkap kesaksiannya.
Saat itu, Joya berjalan bersama teman-temannya. Lalu para temannya terbawa arus sungai di kawasan Puncak tersebut. Sayang, saat itu dia tak bisa menolong karena derasnya arus sungai ditambah air curug. "Niatnya mau nolongin, cuma sudah terlalu jauh soalnya arusnya kencang banget ,” kata Joya kepada wartawan, Kamis (13/10/22).
Karena kondisi yang membahayakan itu, Joya hanya bisa melihat teman-temannya terpontang-panting terbawa arus sungai yang deras. “Aku berdekatan dengan teman, dia di samping aku. Saat jalan emang tidak terjadi apa-apa, tapi tiba-tiba gerimis, lalu air besar datang,” terang Joya.