Kepala Sekolah SMP Plus Baiturahman Siapkan Sanksi Bagi Pelaku Perundungan, Minta Maaf Lalai Dalam Pengawasan

| 19 Nov 2022 17:33
Kepala Sekolah  SMP Plus Baiturahman Siapkan Sanksi Bagi Pelaku Perundungan, Minta Maaf Lalai Dalam Pengawasan
Ilustrasi perundungan (Dok. Antara)

ERA.id - Pihak SMP Plus Baiturahman menyesalkan aksi perundungan yang dilakukan oleh anak didiknya terhadap temannya.

Insiden perundungan itu pun akan dijadikan bahan evaluasi oleh pihak sekolah. Kemudian, pihak sekolah pun akan menerapkan pengawasan di lingkungan sekolah.

"Kami sangat menyesalkan kejadian ini. Tentu ini menjadi evaluasi bagi kami untuk lebih ketat lagi dalam memberikan pengamanan pembelajaran di sini (sekolah)," kata Kepala Sekolah SMP Plus Baiturahman, Saefullah Abdul Muthalib, Sabtu (19/11/2022).

Tak hanya itu, pihak sekolah pun mengecam aksi perundungan yang dilakukan oleh sejumlah peserta didiknya itu.

Pasalnya, yang dilakukan oleh sejumlah peserta didiknya itu bukan lagi sebatas permainan, melainkan telah mengarah pada kekerasan.

"Kami sangat mengecam dan tidak setuju dengan kejadian ini, karena ini kekerasan. Semua orang pasti tidak menginginkan ini terjadi, tapi apa yang terjadi ini lah sesuatu yang tidak kami inginkan," ucapnya.

Oleh karena itu, pihak sekolah akan memberikan memberikan sanksi terhadap sejumlah peserta didik yang melakukan aksi perundungan itu berupa pemisahan belajar sampai akhir ajar.

Sejumlah pelaku dan korban merupakan peserta didik kelas 9. Sehingga, pihaknya akan memberikan pembelajaran daring bagi pelaku.

"Kami ada pemberian efek kepada pelaku, melalui teguran dan nasehat. Mungkin membedakan cara pembelajaran yang berbeda dengan peserta didik lain. Sanksinya seperti itu," ucapnya.

"Proses pembelajaran akan dibedakan, mungkin pelaku ini belajar secara daring supaya lebih kondusif lagi pembelajarannya. Pelaku tetap belajar dan korban juga tetap belajar," sambungnya.

Dengan itu, pihak SMP Plus Baiturahman meminta maaf kepada orang tua korban karena telah lalai dalam melakukan pengawasan di sekolah.

"Secara pribadi dan lembaga kami sudah meminta maaf kepada keluarga atas kelalaian kami. Terlebih kepada publik secara umum, kepala dinas, kementerian pendidikan. Ini jadi langkah awal untuk memperketat sistem pengawasan di sekolah kami," tukasnya.

Rekomendasi