Mangkrak Bertahun-tahun, Keraton Solo Berharap Diperbaiki Pemerintah

| 20 Dec 2022 21:43
Mangkrak Bertahun-tahun, Keraton Solo Berharap Diperbaiki Pemerintah
Klinik yang merupakan salah satu bangunan yang ada di dalam kompleks Keraton Kasunanan Surakarta, Solo, Selasa (20/12/2022). 

ERA.id - Putri Pakubuwono XII  Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Koes Moertiyah Wandansari berharap agar pemerintah bisa ikut berpartisipasi dalam perbaikan Keraton Kasunanan Surakarta. Khususnya terkait  renovasi dan pemanfaatan bangunan di Keraton Surakarta.

Apalagi ia telah memiliki grand design hasil kajian dari Universitas Gajah Mada (UGM) ttahun 1994 silam.

Menurutnya grand design tersebut masih relevan untuk dipakai saat ini.

”Saya rasa grand design-nya masih bisa dipakai, tinggal buka saja yang mana yang relevan disesuaikan dengan kondisi saat ini,” katanya pada Selasa (20/12/2022).

Menurutnya lahan yang bisa diperbaiki ini luasnya 3,5 hektar di luar tempat tinggal raja. Renovasi terakhir dilakukan pada tahun 2017 lalu dan hanya sedikit bagian.

”Sedikitnya ada 17 bangunan yang direnovasi,” katanya.

Rencananya, setelah diperbaiki, Keraton Surakarta yang telah lama terbengkalai tersebut bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan.

Apalagi keraton sebagai simbol dan pusat kebudayaan Jawa bisa menjadi rujukan pendidikan tentang budaya Jawa.

”Kalau dulu di sini ada bagian yang digunakan untuk pendidikan perempuan dan pendidikan pra nikah. Jadi seminggu sebelum menikah, perempuan diberi training dulu. Tapi semakin lama semakin tidak ada yang memakai,” katanya.

Untuk itu perempuan yang akrab disapa Gusti Moeng tersebut berharap agar pemerintah bisa berpartisipasi untuk perbaikan keraton.

Ia pun tak masalah jika harus duduk bersama dengan kubu lainnya untuk kepentingan perbaikan keraton ke depannya. Mengingat Keraton Surakarta telah berkonflik selama beberapa waktu dan hingga kini belum ada titik terang.

Gusti Moeng pun sudah melayangkan surat permintaan untuk bertemu dengan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka yang sekaligus putra sulung Presiden Joko Widodo tersebut sekitar setengah tahun lalu.

”Saya menunggu hampir setengah tahun. Saya sudah minta menghadap Mas Gibran, tapi sampai sekarang belum ada jawaban. Makanya saya minta bisa ditemui semua, kalau ada tiga sisi ya jangan hanya sisi sana saja yang ditemui,” katanya.

Rekomendasi