ERA.id - Tiga nelayan Aceh yang terombang-ambing di lautan selama 11 hari dan diselamatkan kapal tanker akhirnya dievakuasi oleh Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) hari ini, Jumat (12/1/2024).
Evakuasi menggunakan kapal SAR KN Kresna 232 berlangsung di Selat Benggala, perairan antara Pulau Aceh dan Pulau Weh yang berjarak 7,3 nautikal mil dari Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh.
Tiga nelayan yang dievakuasi tersebut, yakni Jekie Bowie (30) dan Baihaki (34) warga Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat serta Rinal Junaidi (46), warga Kutaraja, Kota Banda Aceh. Ketiga nelayan tersebut merupakan awak KM Sultan Meulaboh Capsize.
Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain mengatakan ketiga nelayan tersebut diselamatkan kapal tanker SC Gold Ocean, Kamis (11/1/2024) sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Kapal berbendera Kepulauan Marshall itu sedang berlayar dari Pelabuhan Tanjung Pelepas, Malaysia ke Mumbai, India.
"Kapal tanker tersebut menemukan tiga nelayan Aceh itu sedang terapung dalam kondisi kapal mereka tenggelam di perairan barat, 90 nautikal mil dari Pulau Weh. Kemudian, mereka diselamatkan dan dinaikkan ke kapal SC Gold Ocean," katanya dikutip dari Antara.
Setelah menyelamatkan ketiga nelayan, kapal tanker tersebut menginformasikan untuk proses evakuasi. Basarnas lalu mengerahkan tim evakuasi dan memberangkatkan KN Kresna dari Pelabuhan Ulee Lheue pada Kamis sekitar pukul 22.30 WIB.
"Evakuasi berlangsung Jumat dini hari. Proses evakuasi terkendala angin dan gelombang serta kapal tanker tersebut dalam kondisi tanpa muatan, sehingga membutuhkan tangga khusus untuk menurunkan tiga nelayan ke kapal SAR," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Ketiga nelayan tersebut dalam kondisi sehat saat dievakuasi. Sebelumnya, mereka sempat terapung di lautan selama 11 hari setelah kapal mereka mengalami kebocoran.
Sementara itu, Rinal Junaidi, nelayan yang dievakuasi, menuturkan mereka terombang-ambing di lautan selama 11 hari setelah lambung depan terbuat dari papan pada kapal motor mereka pecah. Saat pecah, ombak di perairan tidak terlalu besar.
"Kami berupaya menutupi lambung kapal yang pecah tersebut dengan kain, namun tidak berhasil, akhirnya kapal karam sampai di bagian atap. Kami bertahan di atas atap rumah kapal tersebut," katanya.
Sebelumnya, mereka berlayar dari Banda Aceh. Mereka sempat berlindung di Kepulauan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, karena cuaca buruk, dari Kepulauan Pulo Aceh mereka menuju ke perairan barat Pulau Weh, Kota Sabang untuk menangkap ikan.
"Kami bersyukur dan berterima kasih ada kapal tanker menyelamatkan. Ketika itu, kami juga berpikir terserah dibawa ke mana oleh kapal tanker itu, yang penting kami selamat," ungkap Rinal Junaidi.