Ramai Warga di Banyumas Duduk Sila Sambil Memprotes Jalannya Pemilu Depan Aparat

| 06 Mar 2024 14:36
Ramai Warga di Banyumas Duduk Sila Sambil Memprotes Jalannya Pemilu Depan Aparat
Massa Aliansi Rakyat Menggugat Kabupaten Banyumas melakukan aksi "tapa pepe" di Alun-Alun Purwokerto, Banyumas, Rabu (6/3/2024). (ANTARA)

ERA.id - Petugas pengamanan di Jawa Tengah menjaga aksi "tapa pepe" (bersemedi di bawah terik matahari, red.) yang dijalankan Aliansi Rakyat Menggugat Kabupaten Banyumas.

Koordinator Lapangan Aliansi Rakyat Menggugat Kabupaten Banyumas Bayu Aji mengatakan, gerakannya cuma menunjukkan keprihatinan atas mundurnya proses demokrasi di Indonesia

Kendati tidak melibatkan banyak orang, dia mengatakan, unjuk rasa tersebut sebagai peringatan kepada pemerintah untuk menyelenggarakan pemerintahan dengan baik dan berhati-hati.

"Dalam artian, kami memantau sebagai rakyat. Kami memantau di mana ada ketidakberesan, ada kecurangan, dan kami merasa tidak puas atas proses pemilu yang memang sudah berjalan di tahun 2024," katanya.

Menurut dia, unjuk rasa tersebut juga diisi dengan melakukan puji-pujian dan zikir.

"Mereka berdoa dengan keyakinan mereka masing-masing agar ke depan proses demokrasi yang selama ini terjaga dengan baik, semoga tidak mundur dalam artian masyarakat ke depan tidak akan dikecewakan," jelasnya.

Selain itu, kata dia, perwakilan pengunjuk rasa akan menyampaikan petisi kepada DPRD Kabupaten Banyumas untuk diteruskan ke DPR RI. Katanya, inti dari petisi tersebut diantaranya menolak hasil Pemilu 2024 dan mendukung penggunaan hak angket oleh DPR RI.

Menurut dia, hal itu dilatarbelakangi oleh proses demokrasi dalam Pemilu 2024 yang dinilai gagal, sehingga menimbulkan ketidakpuasan masyarakat.

"Misalnya proses Sirekap yang error, belum lagi proses quick count yang kami anggap start-nya terlalu cepat tiba-tiba di angka 50 persen, dan masih banyak lagi," katanya.

Lebih lanjut, Bayu mengatakan prosesi tapa pepe akan berlangsung hingga perwakilan pengunjuk rasa yang menyampaikan petisi diterima oleh DPRD Kabupaten Banyumas.

Menurut dia, pihaknya juga membawa tumpeng yang terbuat dari tiwul sebagai simbol harga beras yang saat sekarang relatif mahal. "Jadi, hari ini kami pesta tiwul, ada boled (singkong, red.), dan muntul (ubi jalar, red.)," katanya.

Sementara saat hendak menyampaikan petisi, tujuh orang perwakilan pengunjuk rasa berjalan mundur menuju Gedung DPRD Kabupaten Banyumas di kompleks Pendopo Sipanji, dan salah seorang di antaranya membawa tumpeng tiwul. Selanjutnya petisi beserta tumpeng tiwul tersebut diserahkan kepada Ketua DPRD Kabupaten Banyumas Budhi Setiawan.

Setelah penyerahan petisi usai, massa yang melakukan tapa pepe mengakhiri aksinya dan selanjutnya mereka bersama-sama menikmati tiwul maupun singkong dan ubi jalar di sekitaran Alun-Alun Purwokerto sebelum meninggalkan lokasi unjuk rasa.

Rekomendasi