Nawawi Pomolango Benarkan Pernyataan Koleganya Soal Ada Egosektoral Antar Penegak Hukum

| 01 Jul 2024 20:10
Nawawi Pomolango Benarkan Pernyataan Koleganya Soal Ada Egosektoral Antar Penegak Hukum
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango. (ERA.id/Flori Anastasia).

ERA.id - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nawawi Pomolango mengamini sinergitas antar aparat penegak hukum (APH) dalam pemberantasan rasuah.

Hal ini Nawawi sampaikan menanggapi pernyataan koleganya Alexander Marwata yang menyebutkan masih ada egosektoral antar lembaga.

"Kita memang ada pengakuan dari Pak Alex tadi dan itu kita amini sinergitas dalam pemberantasan korupsi antar aparat penegak hukum masih belum terlalu bagus jalannya," kata Nawawi usai menghadiri Rapat Kerja (Raker) Komisi III DPR dengan KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Nawawi mencontohkan, egosektoral itu tampak saat KPK menangkap oknum Kejaksaan.

"Tadi Pak Alex sudah menyatakan gitu, misal Pak Alex sampaikan, ada kita punya mensupervisi gitu kan APH lain, termasuk kejaksaan, tetapi ketika kita kemarin ada nangkap misalnya oknum kepala kejaksaan negeri, apa, pintu supervisi menjadi sedikit agak ini (tertutup)," ungkap Nawawi.

Menurut dia, kondisi ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi Pimpinan KPK periode berikutnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata mengaku dirinya gagal memberantas tindak pidana korupsi. Sebab, masih ada egosektoral antar lembaga.

Hal itu disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi III DPR dengan KPK di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2024).

Awalnya, Alex menyinggung fungsi koordinasi dan supervisi antar lembaga yang menangani kasus-kasus korupsi, seperti Polri dan Kejaksaan. Menurutnya, hal itu tidak berjalan dengan baik.

"Memang di dalam UU KPK, yang lama maupun yang baru, ada fungsi koordinasi dan supervisi. Apakah berjalan dengan baik? Saya sampaikan, tidak berjalan dengan baik, egosektoral masih ada," kata Alex.

Dia lantas mencontohkan, bagaimana tertutupnya Kejaksaan Agung apabila KPK menangkap jaksa terkait kasus korupsi. Sikap yang sama juga ditunjukan oleh Polri.

Menurutnya, jika egosektoral seperti ini terus terjadi, maka mekanisme pemberantasan korupsi tidak akan optimal.

"Persoalan ketika kita berbicara pemberantasan korupsi ke depan, saya khawatir dengan mekanisme seperti ini, saya terus terang tidak yakin kita akan berhasil memberantas korupsi," ucapnya.

Dia kemudian menyinggung kiprahnya selama 8 tahun menjadi pimpimnan KPK. Alex mengaku, tak ada yang membanggakan. Bahkan dia menyebut dirinya gagal memberantas korupsi.

"Saya harus mengakui secara pribadi, 8 tahun saya di KPK, kalau ditanya 'apakah pak Alex berhasil?', saya tidak akan sungkan-sungkan (menjawab) saya gagal memberantas korupsi. Gagal!" pungkasnya.

Rekomendasi