Hanyut 8 Hari, 2 Petugas Basarnas Medan Gugur Saat Mencari Korban Hanyut

| 24 Oct 2024 18:25
Hanyut 8 Hari, 2 Petugas Basarnas Medan Gugur Saat Mencari Korban Hanyut
Tim Basarnas melakukan pencarian dua personel yang hanyut. (Dok Basarnas Medan)

ERA.id - Dua petugas Kantor SAR Medan yang hilang saat melakukan pencarian korban hanyut, ditemukan di bendungan PT Wampu Electric Power (WEP) di Desa Rih Tengah, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Rabu sore, (23/10/2024).

Kedua jasad Kantor SAR Medan, yakni Tengku Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38). Kemudian, dilakukan evakuasi ke RSUD Karo untuk dilakukan autopsi dan pembersihan.

Kepala Kantor SAR Medan, Mustari tampak tak kuasa menahan kesedihannya saat mendampingi jenazah kedua rescuer di RSUD Karo, Kabanjahe. Ia mengucapkan rasa duka yang mendalam atas gugurnya dua anggotanya tersebut.

"Mereka gugur secara sahid saat menjalankan tugas mulia. Semoga amal ibadah mereka diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan ketabahan," ucap Mustari, Kamis (24/10/2024).

Keduanya ditemukan usai 8 hari dilaporkan hilang kontak sejak 15 Oktober 2024. Proses pencarian dengan melakukan penyisiran menggunakan drone thermal, yang beroperasi di 4 sektor area pencarian. Rahmatsyah Putra yang ditemukan pertama pada pukul 16.15 WIB. Korban dievakuasi sekitar 35 menit kemudian, SRU 3 kembali menemukan jenazah Dodi Prananta.

"Berdasarkan analisis dan evaluasi tim SAR, maka pencarian hari ke delapan tersebut difokuskan di bendungan WEP," kata Mustari.

Berdasarkan data diperoleh, pencarian dua jasad korban petugas SAR Medan sudah berlangsung selama 8 hari, sejak dilaporkan hilang kotak sejak 15 Oktober 2024. Proses pencarian dengan melakukan penyisiran menggunakan drone thermal,  yang beroperasi di 4 sektor area pencarian.

Kedua jasad tersebut sudah dievakuasi dan diserahkan kepada pihak keluarga masing-masing untuk disemayamkan. Sedangkan jasad Jeplenta Sebayang sudah ditemukan terlebih dahulu beberapa hari lalu. Setelah itu ditemukan dua jasad petugas SAR Medan itu.

"Yang pasti, pengabdian dan pengorbanan mereka akan selalu dikenang sebagai teladan keberanian dan ketulusan dalam melayani masyarakat. Terima kasih atas dedikasi dan pengabdian tanpa batas yang telah diberikan. Selamat jalan, pahlawan kemanusiaan. Selamat jalan, kawan," ucap Mustari.

Dua jenazah petugas SAR Medan ditemukan tewas itu, berawal dari hilang kotak saat melakukan pencarian korban hanyut bernama Jeplenta Sebayang (36) warga Desa Limang, Kecamatan Tiga Binanga, Kabupaten Karo.

Jeplenta Sebayang hilang atau hanyut di Sungai Solok, Kabupaten Karo. Berdasarkan laporan BPBD Karo, turun lah tim SAR Medan melakukan pencarian korban, Selasa (15/10/2024).

Dalam pencarian korban tersebut, petugas SAR yang turun 4 personil dan dibantu dua warga, yakni Rahmatsyah Putra (36) dan Dodi Prananta (38). Sedangkan, seorang petugas SAR Medan yang turun tapi selamat, yaitu Sedangkan, berhasil ditemukan adalah Robbi Daniel (29).

Tiga orang lainnya, memiliki potensi SAR, yaitu Jerry Novanda (30), Riko Barus dan Oscar Sebayang, yang merupakan warga Desa Limang, Kabupaten Karo. Ketiganya, dalam peristiwa itu ditemukan dalam keadaan selamat.

Setelah briefing, SRU 1 mulai bergerak menyusuri sungai mulai dari lokasi terakhir korban. Saat itu, cuaca cerah. Namun, arus sungai cukup deras. Sekitar 4 kilometer, kondisi sungai yang lebar itu mulai menyempit sehingga aliran sungai semakin deras. Sementara tepi kanan kiri sungai adalah tebing menjulang dengan ketinggian bervariasi, bahkan hingga mencapai 100 meteran.

Jika dilihat dari udara, yang terlihat adalah hutan belantara yang lebat dimana tebing kanan dan kiri sungai itu adalah jurang yang dalam. Ketika proses pencarian memasuki ceruk sungai yang menyempit dengan arus yang sangat deras itu, terdapat sebuah kayu besar melintang di jeram. Rafting menabrak kayu tersebut. Rafting tak terkendali dan akhirnya terbalik.

Akibatnya, keenam penumpang rafting terlempar dan hanyut terbawa arus sungai. Tak ada yang bisa mereka lakukan kecuali bertahan hidup di arus sungai yang ekstrem itu. Mereka survival, menerapkan teknik dasar bertahan hidup di permukaan air.

Mereka mengapung, mengikuti arus, sembari menghindari tubrukan dengan benda-benda sungai seperti batu, tebing di kanan dan kiri sungai, serta sampah hutan berupa kayu-kayuan.

Radio komunikasi yang mereka bawa juga terlempar dan hilang sehingga mereka tidak bisa meminta pertolongan teman-temannya di posko. Sekitar pukul 17.00 WIB, salah satu rescuer yang hanyut, Robbi Daniel, berhasil menyelamatkan diri dan mendapatkan pertolongan dari warga di sekitar Sungai Solok, tepatnya di Desa Ujung Deleng, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo.

Robbi, selanjutnya dievakuasi ke Desa Limang, Kecamatan Tigabinanga. Tidak jauh dari lokasi Robbi, 2 personel dari Potensi SAR, masing-masing Rico Barus dan Oscar Sebayang, juga berhasil menyelamatkan diri dan mendapat pertolongan dari masyarakat setempat. Informasi tersebut menyebar dan mengejutkan seluruh tim SAR yang terlibat dalam operasi SAR tersebut.

Bantuan personil, peralatan, baik dari internal Kantor SAR Medan maupun dari Potensi SAR berdatangan. Ratusan personel dikerahkan untuk mencari ketiga korban. Pencarian dilakukan dengan penyisiran sungai menggunakan perahu, penyisiran darat, dan mengerahkan drone termal.

Rekomendasi