ERA.id - Akademisi dari Universitas Hasanuddin, Makassar sekaligus Kepala Laboratorium Hidrolika Departemen Teknik Sipil Unhas, Riswal, mengatakan banjir di Kota Makassar disebabkan banyak faktor, di antaranya degradasi lingkungan dan perubahan pola guna lahan.
"Permasalahan banjir yang terus meningkat dari waktu ke waktu disebabkan oleh beberapa faktor," kata Riswal di Makassar, Kamis.
Dia mengatakan, perubahan iklim dan degradasi lingkungan menjadi pemicu bencana hidrometeorologi di Makassar. Namun, pengendalian banjir dan mitigasi banjir sering kali belum optimal.
Menurut dia, hujan dengan intensitas 250 mm/hari – 370 mm/hari (kategori hujan ekstrem) dengan durasi antara 12 jam hingga 24 jam harus diwaspadai agar tidak terjadi banjir seperti yang sebelumnya.
Ketinggian muka air terpantau mencapai 1-3 meter seperti di wilayah Perumnas Antang Blok 8 dan 10.
Sementara dari sisi perubahan pola guna lahan di dalam DAS (Daerah Aliran Sungai) mempengaruhi nilai koefisien runoff (C).
Riswal mengatakan nilai C mencerminkan kemampuan suatu daerah untuk menahan air hujan dan mempengaruhi seberapa cepat air hujan akan mengalir ke sungai. Sejumlah sungai di Makassar tidak mengalir lancar karena terhambat sampah dan juga sedimentasi.
Kondisi tersebut yang harus dicarikan solusinya agar Makassar dapat terhindar dari banjir saat musim hujan.