ERA.id - Kampanye ‘Jogja Lebih Bike’ ajak warga Yogyakarta atau Jogja bersepeda dalam kegiatan sehari-hari. Kampanye ini digelar guna mengurangi polusi udara di Yogyakarta yang disebabkan oleh kendaraan bermotor.
“Seiring dengan pertumbuhan laju motorisasi yang pesat, sumber bergerak atau transportasi darat terbukti menyumbang lebih dari 60 persen dari total emisi di Jogja,” kata Dr. Ir. Arif Wismadi MSc, Peneliti Senior Pusat Studi Transportasi dan Logistik Universitas Gadjah Mada (Pustral UGM), Jumat (192/2021).
Dari hasil survei yang dilakukan kepada 500 responden di Jogja, 88% warga masih sangat bergantung pada kendaraan bermotor, terutama sepeda motor. Menurut Kompas Data, hanya 2,6 persen warga Jogja yang telah aktif bersepeda dalam mobilitas harian (2020).
Ketergantungan warga pada sepeda motor membuat kualitas udara di Jogja terus menurun selama lima tahun terakhir dalam Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (2019). Bahkan, data polusi udara dari Kementerian Lingkungan Hidup menunjukkan kota ini hanya memiliki 50 hari dengan kualitas udara baik selama enam bulan di 2019.
Rata-rata kualitas udara Jogja dalam satu minggu terakhir berada dalam kondisi sedang atau moderate. Pada titik ini, masyarakat yang termasuk ke dalam kelompok sensitif atau rentan disarankan menggunakan masker untuk menghindari paparan polusi.
“Terdapat tiga opsi kebijakan untuk mengatasi permasalah ini, yaitu mengurangi jumlah atau jarak perjalanan, inovasi teknologi dan efisien, serta perpindahan ke moda transportasi yang ramah lingkungan,” tambah Dr. Arif.
“Jogja Lebih Bike tentunya merupakan inisiatif yang sangat baik karena mendorong masyarakat melakukan perubahan pilihan moda transportasi yang minim emisi.”