ERA.id - Suasana vaksinasi di gedung Universitas Muhammadiyah Magelang (Unimma) tampak ramai saat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo datang meninjau.
Ratusan calon penerima vaksin, antre dengan tertib di kursi yang disediakan.
Seperti saat menyambangi lokasi vaksinasi berikutnya di Desa Karangrejo Borobudur, Magelang, Ganjar menyaksikan vaksinasi pada seorang lansia, Mbah Tariyem (91).
"Mbah, njenengan sampun disuntik? Disuntik nopone (apanya)?” tanya Ganjar sembari berjongkok di hadapan Mbah Tariyem.
“Sampun. Disuntik teng mriki (di sini). Disuntik ben kepenak (biar enak),” tutur Mbah Tariyem sambil menunjuk tangan kiri.
Saat itu, Ganjar belum tahu nama Mbah Tariyem. Namun suasana jadi ger-geran kala Ganjar memanggil nama pemilik sertifikat vaksin dan si nenek yang maju.
“Lho, Tariyem ki njenengan to? Oalah, niki angsal sertifikat. Mangke digadaike (nanti digadaikan),” ujar Ganjar yang dibalas oleh cubitan Mbah Tariyem.
Tariyem salah satu warga yang divaksin di bus vaksin. Pemprov Jateng meluncurkan dua dari lima bus vaksin sebagai vaksinasi bergerak.
Harapannya, bisa menjangkau area-area yang sulit terjangkau dan melakukan jemput bola untuk kelompok lansia dan warga berisiko tinggi.
“Kita tahu meskipun Jawa Tengah itu tengahnya Jawa. Tapi remote areanya masih banyak dan kita membikin vaksinasi bergerak ini, harapannya kita bisa menjangkau area-area yang selama ini sulit terjangkau,” ujar Ganjar.
Apalagi, lanjut Ganjar, angka kematian didominasi oleh kelompok lansia, kelompok dengan penyakit bawaan, dan mereka yang belum divaksin.
“Kalau ini semua bisa kita tutup jadi satu, maka (penularan Covid-19) ini akan bisa kita cegah agar mereka bisa beraktivitas,” ujarnya.