Buat Baterai dari Kulit Jeruk, Mahasiswa USU Juara Pertama Tokyo Tech Indonesian Commitment Award 2021

| 22 Dec 2021 20:30
Buat Baterai dari Kulit Jeruk, Mahasiswa USU Juara Pertama Tokyo Tech Indonesian Commitment Award 2021
Tim Gantari Engineering Research Club saat melakukan demo pembuatan Bio Baterai energi kulit jeruk (Muchlis Ariandi/Era.id)

ERA.id - Karya mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang tergabung dalam Tim Gantari Engineering Research Club Fakultas Teknik, berhasil meraih juara pertama kompetisi Tokyo Tech Indonesian Commitment Award (TICA) 2021.

Bio baterai energi kulit jeruk yang memenangkan kompetisi itu berjudul "Biobattery from Polymer Electrolyte Orange Peel-PVA with Addition of Glycerol".

Ketua tim Gantari Engineering Research Club, Jhon Ferisal Tamba menjelaskan karya yang saat ini telah mereka aplikasikan dalam bentuk produk baterai yang bersumber dari tenaga kulit jeruk, sehingga meraih juara satu pada kompetisi TICA 2021 yang mengangkat tema Impactful Science Towards Sustainable Development Goals.

"Ide pembuatan baterai bertenaga kulit jeruk ini berangkat dari perkembangan teknologi yang semakin pesat. Sehingga muncul ide untuk menghasilkan karya yang sekaligus menjadi solusi bagi pelestarian lingkungan," kata Jhon Ferisal saat ditemui di Laboratorium Teknik Kimia, Rabu (22/12/2021).

Dijelaskan Jhon Ferisal, ada enam mahasiswa yang ikut dalam Tim Gantari yakni Aravi Zalsa Ramadhan, Daniel Reymondo Manurung, Jhon Ferisal Tamba, Muhammad Rafli Derriansyah, Fortuna Khalda Daulay, dan Josua Fransiskus Manurung.

Lanjut Ferisal selain sebagai jawaban atas kebutuhan energi, ide pembuatan baterai bertenaga kulit jeruk itu juga berangkat dari potensi pengoptimalan buah-buahan di Indonesia khususnya jeruk.

Karya tersebut berdasarkan hasil riset mengoptimalkan kulit jeruk sebagai elektrolit yakni biobaterai dari polimer elektrolit dan peel-PVA, sehingga menghasilkan energi. Baterai berbahan kulit jeruk itu juga diklaim ramah lingkungan dan tidak berdampak buruk bagi lingkungan.

"Keunggulan temuan kami ini tentunya tidak menimbulkan efek buruk, kalau kita lihat sekarang baterai konvensional ketika dibuang akan menjadi limbah B3. Sedangkan bahan yang kami gunakan yakni elektrolit polimer padat berbahan organik dari kulit jeruk, maka efek buruk lingkungan tak ada lagi. Elektrolit padat ini juga stabil ketika dikenakan panas," ungkapnya.

Jhon menerangkan, dalam proses pembuatannya, kulit jeruk sebagai bahan dasar terlebih dahulu dihaluskan untuk menghasilkan filtrat. Selanjutnya kandungan HCL 0,1 M 20 mililiter dicampur PVA dan dengan variasi glycerol.

"HCL diaduk dalam satu tempat dengan PVA dengan panas 65 derajat celsius dan kecepatan pengadukan 400 rpx, tujuannya agar PVA dan HCL menyatu. Berdasarkan hasil riset kami, pada arus 3,55 dari sampel penambahan glycerol 3 gram, perbandingan kulit jeruk yakni 0,75 banding 1," bebernya.

Dia mengatakan ke depan, tim akan terus melakukan beberapa pengembangan untuk menyempurnakan temuan tersebut sehingga bio baterai dapat mewujudkan kehidupan yang ramah lingkungan.

Ia berharap temuan tersebut akan menjadi motivasi sehingga semakin banyak mahasiswa USU yang melahirkan karya dan berpartisipasi dalam event bergengsi lainnya.

"Kami akan terus melakukan variasi-variasi percobaan untuk mengembangkan bio baterai ini. Kami juga berharap semakin besar kesempatan menjadi pemenang untuk menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat," harapnya.

Untuk diketahui, TICA adalah kompetisi tahunan yang diadakan oleh PPI Tokodai (Persatuan Pelajar Indonesia) di Jepang. TICA menyediakan sarana untuk mahasiswa sarjana dan fresh graduate Indonesia untuk memaparkan karya dan bertukar wawasan.

Rekomendasi