Tewaskan 13 Orang, Kecelakaan Bus Wisata di Bukit Bego, Yogyakarta Jadi Kecelakaan Terbesar di 2022

| 07 Feb 2022 22:00
Tewaskan 13 Orang, Kecelakaan Bus Wisata di Bukit Bego, Yogyakarta  Jadi Kecelakaan Terbesar di 2022
Kecelakaan bus wisata di Bantul, Minggu (6/2). (Dok. Istimewa)

ERA.id - Kecelakaan bus wisata di Bukit Bego, Jalan Dlingo-Imogiri, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (6/2/2022), dengan 13 orang meninggal merupakan kecelakan dengan jumlah korban tewas terbanyak pada 2022 ini.

Hal itu disampaikan Direktur Utama Jasa Raharja, Rivan Achmad Purwantono, saat menengok korban luka-luka di RS PKU Muhammadiyah, Bantul, Senin (7/2/2022).

"Awal tahun 2022 ini, ini adalah kecelakaan yang terbesar, yang lebih dari lima korban meninggal," kata Rivan.

Kecelakaan itu dialami bus pariwisata dari PO Gandos Abadi dengan pelat nomor AD 1507 EH. Bus itu berisi 47 penumpang dari pekerja konveksi rumahan dan keluarganya dari Sukoharjo, Jawa Tengah yang akan berwisata ke Parangtritis.

Bus tersebut diduga mengalami rem blong di turunan Bukit Bego dan meluncur hingga menabrak tebing. Para penumpang pun terlempar keluar bus.

Akibat kecelakaan tersebut, 13 orang meninggal dunia dan 34 orang luka-luka.

Rivan menyatakan dari segi jumlah korban, kecelakaan ini yang terbanyak memakan korban.

Menurut Rivan, jumlah korban meninggal terbanyak sebelumnya adalah sebuah kecelakaan di Medan dengan enam korban meninggal.

Jasa Raharja telah menyerahkan santunan pada 13 korban tewas sebesar Rp50 juta per orang. "Tadi malam kami serahkan untuk 8 orang, hari ini 5 orang. Kurang dari 24 jam kami sudah bisa serahkan santunan," ujarnya.

Korban luka-luka juga mendapat jaminan perawatan di rumah sakit maksimal Rp20 juta. Administrasi bantuan itu telah diselesaikan hari ini. Sebagai bentuk perhatian pemerintah, Jasa Raharja juga mengunjungi korban dan keluarganya di Sukoharjo.

Rivan menyatakan kecelakaan ini menyita perhatian karena banyaknya korban. "Mudah-mudahan ini menjadi perhatian kita untuk mencegah agar kejadian yang sama tidak terjadi lagi," katanya.

Rekomendasi