DKJ Lagi-Lagi Bikin Acara Literasi JILF dengan Sponsor Pendukung Genosida Israel

| 29 Nov 2024 15:00
DKJ Lagi-Lagi Bikin Acara Literasi JILF dengan Sponsor Pendukung Genosida Israel
Pembukaan JILF 2024 oleh Hiromi Karakawa. (Instagram/@jilf.indo)

ERA.id - Jakarta International Literary Festival (JILF) 2024 mendapat kecaman keras dari publik usai menerima sponsor dari Frankfurter Buchmesse atau Pameran Buku Frankfurt yang terang-terangan mendukung genosida oleh Israel di Palestina.

JILF yang digagas oleh Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tahun ini diselenggarakan mulai tanggal 28 November hingga 1 Desember 2024. Dalam poster yang dibagikan, tercantum nama Frankfurter Buchmesse sebagai salah satu sponsor.

Berbagai kalangan penulis pun melakukan penolakan terhadap JILF karena afiliasinya dengan sponsor genosida di Palestina, salah satunya oleh penulis perempuan Andina Dwifatma.

"Tahun 2019 aku sempat ngisi acara di JILF. Mulai tahun lalu udah enggak, karena sadar siapa sponsornya. Ditambah lagi, pada tahun itu FBF membatalkan seremoni award buat penulis Palestina, Adania Shibli," ujar penulis novel Lebih Senyap dari Bisikan itu di akun X-nya @andinadwifatma, Jumat (29/11/2024).

Selain itu, cerpenis Jakarta Gielang Bina juga mengajak masyarakat memboikot acara tersebut.

"Boikot JILF dengan tidak datang ke sesi mana pun di acara tersebut. Sebab, diam, berkompromi, berpartipisi, atau merayakan literasi dengan dukungan yayasan yang membenarkan genosida di Palestina adalah sebuah tindakan munafik terhadap tujuan literasi itu sendiri," tulis Gielang lewat akun X-nya @gugurboenga, Jumat.

Frankfurter Buchmesse adalah pameran industri penerbitan terbesar di dunia yang diadakan setiap Oktober dan selalu menarik ribuan peserta. Tahun lalu, pada pameran ke-75, penyelenggara membatalkan pemberian penghargaan kepada penulis perempuan Palestina, Adania Shibli.

Shibli adalah pemenang LiBeraturpreis 2023, yang diberikan oleh asosiasi sastra Jerman Litprom kepada seorang penulis wanita dari belahan bumi selatan (negara-negara berkembang di Afrika, Asia, dan Amerika Latin).

Ia menulis Minor Detail yang menceritakan tentang pemerkosaan dan pembunuhan seorang gadis Palestina oleh tentara Israel pada tahun 1949.

"Acara penghargaan yang rencananya akan diberikan kepada sebuah novel karya penulis Palestina di Frankfurt Book Fair pekan depan dibatalkan ... karena perang yang dimulai Hamas di Israel," demikian menurut Litprom.

Sementara itu, dalam laman resminya, Presiden Frankfurter Buchmesse Juergen Boos melabeli Hamas sebagai "teroris" dan serangan 7 Oktober dituding sebagai teror perang barbar terhadap Israel.

"Kami ingin membuat suara Yahudi dan Israel khususnya terlihat di pameran buku," ucapnya. "Frankfurter Buchmesse berdiri dengan solidaritas penuh di pihak Israel."

Rekomendasi