Dokter RSUD Sarankan Anak yang Mendadak Lebam Segera Dibawa ke RS: Bisa Saja Kanker Darah

| 20 Feb 2024 18:00
Dokter RSUD Sarankan Anak yang Mendadak Lebam Segera Dibawa ke RS: Bisa Saja Kanker Darah
Sejumlah anak penyandang kanker bersiap menaiki LRT Jakarta, Senin (24/7/2023). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/tom/am. (ANTARA)

ERA.id - Dokter spesialis anak di RSUD Tanjung Priok dr. Dian Rosita Devy, Sp.A menyarankan orang tua segera membawa anak yang mendadak lebam pada bagian tubuh tertentu ke dokter karena bisa jadi mengalami kanker darah atau leukemia.

"Kanker paling banyak kan leukemia. Itu gejalanya misalnya anak pucat tapi kayak pelan-pelan kok pucat anaknya, atau kadang tiba-tiba ada lebam-lebam kalau bisa konsultasikan ke dokter," ujar dr. Dian dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa (20/2/2024), dikutip dari Antara.

Selain lebam dan wajah yang pucat, imbuh Dian, gejala leukemia juga bisa meliputi pembesaran kelenjar atau perut dan demam yang berlangsung lama tanpa diketahui penyebabnya.

Menurutnya, orang tua sebaiknya mewaspadai gejala-gejala leukemia pada anak bahkan sejak dia lahir karena kanker bisa dialami sejak seseorang masih bayi.

"Bayi bisa kena kanker? Bisa saja, walau kasusnya lebih jarang. Jadi aware dari lahir, kapan kelihatan pucat, lebam-lebam itu kita harus waspada. Jadi enggak ada batasan mulai umur segini harus rajin," tutur dia.

Dian mengatakan leukemia atau kanker darah menjadi yang paling banyak dialami anak-anak di Indonesia, diikuti kanker kelenjar getah bening dan kanker mata atau retinoblastoma.

Menurut data Global Cancer Statistics (Globocan) tahun 2020, jumlah penderita kanker pada anak (0-19 tahun) sebanyak 11.156 kasus. Dari angka itu, leukemia menempati posisi pertama dengan 3.880 kasus (34,8 persen), sedangkan kanker getah bening sekitar 640 kasus (5,7 persen).

Sementara itu, di RSUD Tanjung Priok, Dian pernah menemukan kasus leukemia anak sejak bertugas di sana pada tahun 2020.

Kemudian, terkait faktor risiko, menurut Dian, kanker darah, seperti halnya beberapa jenis kanker lainnya bisa disebabkan lebih dari satu faktor seperti genetik dan lingkungan, serta faktor yang belum bisa diketahui.

Oleh karena itu, hingga kini belum ada cara untuk mencegah kanker, khususnya pada anak. Namun, Dian menyarankan orang tua dan masyarakat mengutamakan deteksi dini.

Pada kasus kanker darah anak, apabila terdeteksi dini di stadium awal, maka peluang harapan hidup pasien bisa di atas 70 persen. Dia mengatakan bahwa saat ini terapi untuk leukemia berupa kemoterapi.

Sementara itu, Pemerintah juga telah melakukan sejumlah upaya deteksi dini, salah satunya melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta yang memberikan peningkatan wawasan terkait penemuan dini kanker anak di 44 Puskesmas dan Kementerian Kesehatan yang mengeluarkan buku pedoman terkait 10 jenis kanker anak.

Rekomendasi