ERA.id - Kesedihan merupakan fase yang normal dalam menjalani kehidupan. Tetapi, jika kesedihan itu terus berlarut-larut tanpa penanganan yang jelas, kondisi kesehatan fisik bisa kena imbasnya.
Ya, para ahli meyakini, kesedihan dalam jangka panjang bisa membuat seseorang mengalami fase stres mental. Kondisi inilah yang bisa memicu sejumlah penyakit, karena kesedihan bisa mengganggu berbagai fungsi organ di tubuh manusia.
Kesedihan bikin kita gampang sakit
Gejala fisik kesedihan dapat berbeda pada setiap individu dan bervariasi dengan usia. Untuk anak-anak, gejalanya termasuk sakit kepala, sakit perut, masalah tidur, mimpi buruk, dan perubahan nafsu makan.
Dikutip dari Medical Daily, meskipun kesedihan adalah respons emosional normal, gejala yang persisten selama lebih dari enam bulan dapat menandakan kesedihan yang berkepanjangan.
Kondisi ini terkait dengan konsekuensi kesehatan yang lebih parah, termasuk risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, kanker, kecemasan, masalah tidur, dan gangguan stres pasca-trauma.
Berikut adalah bagaimana kesedihan memengaruhi tubuh dan memicu gangguan penyakit.
1. Mengganggu sistem kekebalan tubuh
Sistem kekebalan tubuh dapat merespons perubahan fisik dalam lingkungan, ketika mengalami kesedihan, hal itu dapat memengaruhi kekebalan seseorang, membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.
Misalnya di saat seseorang mengalami fase kehilangan, sistem kekebalan menjadi sangat waspada untuk melindungi mereka dari ancaman sosial potensial.
Tetapi karena sistem imun itu terganggu, seseorang jadi lebih rentan terserang berbagai penyakit.
2. Memicu peradangan
Pada beberapa orang, kesedihan dapat menyebabkan peradangan yang dapat menyebabkan sakit, kelelahan, kehilangan kesenangan, dan muncul sebagai penarikan sosial dan perilaku.
Tak jarang pula, peradangan bisa kena imbasnya dan ini bisa mengganggu fungsi organ tubuh tertentu.
3. Memicu nyeri
Untuk mengatur respon peradangan dan mengkoordinasikan sistem kekebalan selama periode stres, tubuh melepaskan protein yang disebut sitokin.
Protein-protein kecil ini terkait dengan sensitivitas nyeri yang meningkat, yang dapat berkontribusi pada rasa sakit fisik yang dialami selama kesedihan pada beberapa orang.
4. Memproduksi hormon kortisol
Seseorang yang mengalami kesedihan menunjukkan peningkatan kadar kortisol, hormon stres. Peningkatan yang berkelanjutan dari kortisol membawa risiko penyakit jantung atau tekanan darah tinggi selama periode yang diperpanjang.
5. Mengganggu sistem pencernaan
Stres dari kesedihan dapat memengaruhi pola makan dan pencernaan. Orang-orang dapat mengembangkan gangguan makan, kram perut, diare, sembelit, tukak lambung, dan sindrom usus iritabel.
6. Gangguan jantung
Di awal kesedihan itu muncul, risiko seseorang mengalami serangan jantung lebih tinggi dari biasanya.
Misalnya saja pada beberapa orang, berita tentang kehilangan dapat menyebabkan sindrom jantung remuk yang juga dikenal sebagai kardiomiopati stres.
Ini adalah kondisi di mana otot jantung tiba-tiba menjadi terkejut atau melemah. Gejalanya mirip dengan serangan jantung dan dapat berlangsung selama menit atau jam setelah peristiwa emosional atau fisik yang menegangkan.