Dampak Konsumsi Ganja pada Remaja, Picu Dua Kali Lipat Episode Psikotik

| 15 May 2024 20:30
Dampak Konsumsi Ganja pada Remaja, Picu Dua Kali Lipat Episode Psikotik
Daun ganja hijau (ANTARA/Shutterstock/pri)

ERA.id - Konsumsi ganja berpotensi menggandakan risiko remaja terkena episode psikotik sebesar dua kali lipat di masa dewasa awal. 

Hal ini pun sudah dibuktikan melalui studi ilmiah yang menelaah dampak ganja pada kesehatan mental remaja, termasuk di antaranya adalah kecemasan hingga depresi.

Dalam studi sebelumnya, konsentrasi Tetrahidrokanabinol (THC) pada ganja dikatakan meningkat sebesar 14 persen dalam lima dekade terakhir.

Sementara pada studi terbaru University of Bath yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah Addiction, para peneliti meneliti hubungan antara psikosis remaja dini dan potensi ganja dengan menggunakan studi Children of the 90s, yang memiliki data sekitar 14.000 orang sejak mereka lahir.

Para peserta ditanyai tentang penggunaan ganja mereka antara usia 16 hingga 18 tahun. Mereka juga ditanyakan tentang jenis utama ganja dan kejadian pengalaman psikotik seperti halusinasi atau delusi pada usia 24 tahun.

Mereka lalu menemukan beberapa temuan penting yakni pengalaman psikotik batu meningkat pada 6,4 persen remaja pengguna ganja, dibandingkan dengan non penggunanya yang hanya 3,8 persen.

Kemudian saat membandingkan penggunaan ganja dengan potensi tinggi dan rendah, para peneliti mencatat 10,1 persen remaja dengan potensi tinggi melaporkan pengalaman psikotik baru, sementara hanya 3,8 persen pada remaja dengan potensi rendah mengalami hal yang sama.

Menurut penulis utama studi, Dr. Lindsey Hines dari Departemen Psikologi Universitas Bath, kaum muda yang menggunakan ganja dengan potensi lebih tinggi dua kali lebih mungkin mengalami pengalaman yang terkait dengan psikosis, seperti halusinasi dan delusi.

“Yang penting, kaum muda yang kami tanyai belum pernah melaporkan pengalaman ini sebelum mulai menggunakan ganja. Bukti bahwa penggunaan ganja dengan potensi lebih tinggi dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental," katanya, seperti dikutip Antara.

Berdasarkan temuan studi tersebut, para peneliti kini menyerukan penelitian lebih lanjut untuk mengkaji dampak jangka panjang dari ganja dengan potensi tinggi, dan untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi potensi ganja yang tersedia bagi kaum muda.

“Temuan-temuan ini menunjukkan betapa pentingnya memahami dampak jangka panjang dari penggunaan ganja dengan potensi yang lebih tinggi pada generasi muda. Kita perlu meningkatkan penyampaian pesan dan informasi yang tersedia bagi generasi muda mengenai dampaknya pada penggunaan ganja di abad ke-21,” jelas Hines. 

Rekomendasi