ERA.id - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menjadi tuan rumah Parliamentary Forum and the 8th G20 Parliamentary Speakers Summit (P20). Acara ini dihelat mulai 5-7 Oktober 2022.
Dalam agenda P20 itu, DPR RI memfasilitasi parlemen Rusia dan Ukraina untuk berdialog mengenai isu ketahanan pangan dan energi, dan tantangan ekonomi.
Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSP) DPR RI Fadli Zon mengatakan, dialog itu merupakan wujud kepedulian DPR RI terhadap konflik antara Rusia-Ukraina yang berdampak luas secara global.
"Gesture itu menunjukkan bahwa kita care, bahwa kita sangat peduli, dan kita berharap ada semacam inisiasi untuk dialog. Terutama dialog di antara parlemen," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10/2022).
Fadli mengatakan, walaupun tidak mudah, namun diharapkan adanya ruang dialog itu bisa dimanfaatkan untuk menyelesaikan konflik antara Rusia-Ukraina.
"Kita ingin mengajak dialog dan mencari penyelesaian, walaupun mungkin tidak semudah itu," kata Fadli.
Menurut Fadli, pertemuan Rusia-Ukraina dalam Forum P20 ini sangat tepat. Sebab, parlemen memiliki fleksibiltas untuk membuka ruang dialog dan diplomasi.
"Parlemen ini kan kelihatannya punya legitimasi dari rakyat, punya fleksibilitas di dalam dialog dan diplomasi, agak berbeda dengan pemerintah yang dianggap agak rigid," ucap politisi Partai Gerindra itu.
Sementara Ketua DPR RI Puan Maharani melalui keterangan tertulisnya mengatakan, pihaknya memang sengaja mengundang Parlemen Ukraina untuk mendorong terciptanya perdamaian dengan Rusia.
Hal itu disampaikan Puan saat melangsungkan pertemuan bilateral dengan Ketua Parlemen Ukraina Olena Kondratiuk, jelang pembukaan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
"Undangan kami khusus untuk Parlemen Ukraina di P20, adalah langkah konkrit kami untuk membantu komunikasi antar Parlemen dalam penyelesaian perang di Ukraina," kata Puan.
Puan juga sempat menyinggung hasil Sidang Umum Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali pada Maret 2022 lalu, yang sepakat membentuk IPU Task Force on Ukraine di mana Indonesia menjadi salah satu inisiatornya.
Menurut Puan, Satuan Tugas dari IPU itu juga diharapkan dapat menjadi mediator perbedaan antara Rusia dan Ukraina, serta memfasilitasi komunikasi dua negara tersebut.
"Indonesia juga telah menjadi inisiator resolusi mengenai konflik Rusia-Ukraina di Sidang Umum ke-144 pada bulan Maret lalu. Sebagai tindak lanjut dari hal ini, Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR berangkat ke Ukraina pada bulan Juli lalu untuk membuka kanal dialog demi mengakhiri konflik," kata Puan.
Indonesia bersama task force IPU, kata Puan, nantinya akan menyampaikan hasil kunjungan ke Ukraina tersebut di hadapan Sidang Umum IPU ke-145 yang akan digelar di Kigali, Rwanda pada Oktober 2022.
Di sisi lain, DPR terus memastikan hubungan bilateral antarparlemen dapat terjalin dengan lebih baik lagi, termasuk dengan Ukraina. Puan berharap Grup Kerja Sama Bilateral dengan Parlemen Ukraina dapat semakin mengokohkan hubungan kedua negara.
"DPR RI memandang penting diplomasi parlemen, baik secara bilateral dan multilateral, di level regional ataupun global karena perang di Ukraina membawa dampak yang berat bagi banyak negara di dunia, khususnya terkait pasokan pangan (gandum dan pupuk) dan energi," ucapnya.
Sebagai informasi, forum dialog dengan tema ketahanan pangan dan energi, dan tantangan ekonomi akan digelar pada sesi kedua saat pembukaan the 8th G20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) pada Kamis (6/10).
Pembicara kunci dalam forum dialog itu adalah delegasi Parlemen Rusia, Korea Selatan, dan Azerbaijan. Sementara penanggapnya yaitu delegasi Parlemen Inggris, India, Turki, Uni Eropa, dan Ukraina.
-
Internasional15 Oct 2023 16:33
Puan Keberatan Isu Perdamaian Palestina Tak Dibahas di G20