ERA.id - Kerugian dari kerusuhan yang sedang berlangsung di Prancis diperkirakan mencapai lebih dari satu miliar Euro (sekitar Rp16 triliun), tidak termasuk kerugian industri pariwisata, ungkap Presiden Gerakan Perusahaan Prancis (Medef) Geoffroy Roux de Bezieux pada hari Senin (3/7/2023).
"Masih terlalu dini untuk memberi Anda angka pasti, tapi kita berbicara di sini lebih dari satu miliar Euro, belum termasuk kerugian industri pariwisata," kata Roux de Bezieux dalam wawancara dengan surat kabar Prancis Le Parisien seperti dilansir dari Sputnik.
Dia menambahkan, menurut datanya, lebih dari 200 gerai ritel telah dijarah, lebih dari 300 pusat perbankan dihancurkan, dan 250 kios penjual dirusak oleh para perusuh.
Suasana Prancis beberapa hari terakhir sedang mencekam sejak Selasa (27/6/2023) lalu, ketika seorang remaja Prancis keturunan Afrika, Nahel M (17), ditembak mati oleh seorang polisi karena diduga tidak mematuhi peraturan lalu lintas di Nanterre, pinggiran kota Paris. Petugas yang menembak Nahel telah ditahan, tetapi hal itu tidak menghentikan para pengunjuk rasa untuk turun ke jalan.
Protes dengan kekerasan telah meningkat menjadi kerusuhan dan penjarahan, mendorong pihak berwenang di beberapa bagian Prancis untuk memberlakukan jam malam sebagian dan pembatasan transportasi umum. Menurut Kementerian Dalam Negeri Prancis, sekitar 45.000 polisi dikerahkan untuk pengamanan dan lebih dari 1.000 orang telah ditangkap.