Usai Bombardir Rumah Sakit Al Shifa, Israel Sesumbar Bakal Bantu Evakuasi Bayi yang Terjebak

| 12 Nov 2023 18:30
Usai Bombardir Rumah Sakit Al Shifa, Israel Sesumbar Bakal Bantu Evakuasi Bayi yang Terjebak
Israel janji bantu evakuasi bayi di RS Al Shifa (Dok: MER-C)

ERA.id - Militer Israel akan membantu mengevakuasi bayi yang terperangkap di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza pada hari Minggu. Bantuan ini dilakukan setelah direktur Rumah Sakit Al Shifa meminta bantuan tersebut.

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan militer Israel akan membantu mengevakuasi bayi dari rumah sakit, atas permintaan staf di Al Shifa.

"Staf rumah sakit Shifa telah meminta agar besok kami membantu bayi-bayi di bagian anak agar bisa sampai ke rumah sakit yang lebih aman. Kami akan memberikan bantuan yang diperlukan," kata Hagari, dikutip Reuters, Minggu (12/11/2023).

Muhammad Abu Salmiya, direktur rumah sakit, mengatakan kepada Al Jazeera TV, bahwa melindungi pasien adalah prioritasnya.

“Kami menghubungi Palang Merah dan memberi tahu mereka bahwa kami kehabisan air, oksigen, bahan bakar, dan segalanya,” kata Abu Salmiya.

“Bayi-bayi prematur, pasien dalam perawatan intensif, dan bahkan orang-orang yang terluka tidak dapat bertahan hidup karena kekurangan listrik. Jika pasukan pendudukan ingin mengevakuasi orang-orang yang terluka ke tempat mana pun di dunia yang lebih aman daripada Jalur Gaza, kami tidak menentang hal itu," sambungnya.

Israel mengatakan para dokter, pasien, dan ribuan pengungsi yang mengungsi di rumah sakit di Gaza utara harus pergi agar Israel dapat menangani kelompok bersenjata Hamas yang dikatakan telah menempatkan pusat komando di bawah dan di sekitar mereka.

Hamas membantah menggunakan rumah sakit dengan cara seperti itu. Staf medis mengatakan pasien bisa meninggal jika mereka dipindahkan dan pejabat Palestina mengatakan tembakan Israel membahayakan orang lain untuk pergi.

Menteri Pertanian Israel Avi Dichter menyebut evakuasi tersebut sebagai "Nakba Gaza", mengacu pada perampasan massal warga Palestina setelah Israel didirikan pada tahun 1948.

“Secara operasional, tidak ada cara untuk melakukan perang seperti yang diinginkan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) di wilayah Gaza,” kata Dichter.

"Saya tidak tahu bagaimana ini akan berakhir," punhkasnya.

Rumah Sakit Al Shifa menjadi target pemboman militer Israel secara terus-menerus selama lebih dari 24 jam terakhir. Ahmed al-Mokhallalati, seorang ahli bedah plastik senior di Al Shifa, mengatakan sebagian besar staf rumah sakit dan orang-orang yang berlindung di sana telah pergi, namun 500 pasien masih bertahan.

"Ini benar-benar zona perang. Suasana yang sangat menakutkan di rumah sakit ini," katanya.

Sayap militer Jihad Islam sekutu Hamas, Brigade Al-Quds, mengatakan pihaknya "terlibat dalam bentrokan dengan kekerasan di sekitar Kompleks Medis Al Shifa, lingkungan Al Nasr, dan kamp Al Shati di Gaza."

Al Nasr adalah rumah bagi beberapa rumah sakit besar.

Ashraf Al-Qidra, yang mewakili kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, mengatakan rumah sakit tersebut menghentikan operasinya setelah bahan bakar habis. Dia mengatakan dua bayi meninggal di inkubator sebagai akibatnya, sementara di rumah sakit tersebut totalnya ada 45 bayi.

Dia mengatakan penembakan Israel menewaskan seorang pasien dalam perawatan intensif dan penembak jitu Israel di atap rumah menembaki kompleks medis dari waktu ke waktu, sehingga membatasi kemampuan orang untuk bergerak. 

Rekomendasi