ERA.id - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyebutkan tiga prasyarat bagi perdamaian Israel dengan Palestina, yaitu pemberangusan Hamas, demiliterisasi Gaza, dan deradikalisasi warga Palestina.
Pada syarat pertama, Netanyahu mencatat bahwa AS, Inggris, Perancis, Jerman dan “banyak negara lain” mendukung upaya Israel untuk menghancurkan Hamas.
PM Israel itu menuduh Hamas menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia dan ia berjanji untuk bertindak sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional untuk menghancurkan kelompok tersebut.
Mengenai syarat kedua untuk perdamaian, Netanyahu bersikeras bahwa Israel harus tetap “mengutamakan tanggung jawab keamanan atas Gaza” dan menolak kemungkinan pengawasan Otoritas Palestina atas wilayah tersebut.
Menurut Netanyahu, Israel harus memastikan bahwa Gaza "tidak pernah lagi digunakan sebagai basis untuk menyerang" Israel, sebutnya dalam editorial Wall Street Journal.
Terkait deradikalisasi Gaza, lanjut Netanyahu, perubahan harus datang dari kepemimpinan Palestina serta pelajaran di sekolah-sekolah.
“Deradikalisasi yang sukses terjadi di Jerman dan Jepang setelah kemenangan sekutu pada Perang Dunia II. Saat ini, kedua negara adalah sekutu besar AS dan mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Eropa dan Asia,” tulis Netanyahu.
Artikel tersebut diterbitkan ketika Netanyahu berjanji untuk memperluas operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Gaza, dengan mengatakan bahwa perang masih jauh dari selesai.
Pada tanggal 7 Oktober, Hamas melancarkan serangan roket skala besar dari Jalur Gaza terhadap Israel, yang membalas dengan memerintahkan blokade penuh terhadap Gaza dan melancarkan invasi darat.
Pada tanggal 24 November, Qatar menjadi perantara kesepakatan antara Israel dan Hamas untuk gencatan senjata sementara dan pertukaran beberapa tahanan Palestina dengan sandera Israel, serta pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza. Gencatan senjata diperpanjang beberapa kali dan berakhir pada 1 Desember.
Hingga kini, Kementerian Kesehatan Gaza mengklaim pada hari Senin (25/12/2023) bahwa lebih dari 20.600 warga Palestina telah tewas dalam serangan IDF. Israel pun mendapat banyak kecaman dari dunia, termasuk Paus Fransiskus yang menyerukan penghentian kekerasan di Gaza pada pesan Natalnya tahun ini.