ERA.id - Seorang warga selamat dari serangan udara Israel di Rafah, Gaza membagikan kesaksiannya soal serangan itu. Saksi itu mengatakan suara dari serangan udara Israel sangat menakutkan.
Para keluarga yang selamat dari serangan baru-baru ini mengaku bahwa mereka sedang bersiap untuk tidur ketika serangan menghantam lingkungan Tel Al-Sultan, di mana ribuan orang berlindung setelah pasukan Israel memulai serangan darat di timur Rafah lebih dari dua minggu lalu.
"Kami sedang berdoa dan kami menyiapkan tempat tidur anak-anak kami untuk tidur. Tidak ada yang aneh, kemudian kami mendengar suara yang sangat keras, dan api muncul di sekitar kami," kata Umm Mohamed Al-Attar, seorang ibu Palestina di sebuah rumah sakit, dikutip Reuters, Selasa (28/5/2024).
Lalu, kata Umm, semua anak yang berada di kamp tenda mulai berteriak ketakutan. Dia menyebut ledakan itu seperti logam yang akan menimpa mereka dengan peluru yang berjatuhan di dalam ruangan.
"Semua anak mulai berteriak. Suaranya menakutkan kami merasa seperti logam akan menimpa kami, dan pecahan peluru berjatuhan ke dalam ruangan," jelasnya.
Diketahui, Israel kembali meluncurkan serangan udara ke kamp tenda di kota Rafah, Gaza, menewaskan 45 orang. Serangan itu memicu kebakaran dan menghanguskan warga Palestina yang sedang tertidur pulas.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan itu tidak dimaksudkan untuk menimbulkan korban sipil. Dia bersikukuh bahwa serangan di Rafah untuk menguncar kelompok militan Hamas.
"Di Rafah, kami telah mengevakuasi sekitar 1 juta warga non-kombatan dan meskipun kami berupaya semaksimal mungkin untuk tidak menyakiti warga non-kombatan, sayangnya ada sesuatu yang tidak beres secara tragis,” katanya.
Militer Israel, yang berusaha melenyapkan Hamas di Gaza, mengatakan pihaknya sedang menyelidiki laporan bahwa serangan yang dilakukan terhadap komandan kelompok militan Islam di Rafah telah menyebabkan kebakaran.
Dalam rekaman video yang beredar, menunjukkan kobaran api dalam kegelapan dan orang-orang panik sambil berteriak. Sekelompok pemuda mencoba menarik besi bergelombang dan selang dari sebuah truk pemadam kebakaran.
"Lebih dari separuh korban tewas adalah perempuan, anak-anak, dan orang lanjut usia," kata pejabat kesehatan di Gaza.
Diperkirakan jumlah korban akan bertambah menginat banyak orang yang menderita luka bakar yang parah. Petugas medis kemudian mengatakan serangan udara Israel pada hari Senin terhadap sebuah rumah di Rafah telah menewaskan tujuh warga Palestina, dan beberapa lainnya terluka.
Israel tetap melanjutkan serangannya meskipun ada keputusan pengadilan tinggi PBB pada hari Jumat yang memerintahkan mereka untuk berhenti, dengan mengatakan bahwa keputusan pengadilan tersebut memberikan mereka ruang untuk melakukan aksi militer di sana.
Pengadilan juga menegaskan kembali seruan untuk pembebasan segera dan tanpa syarat terhadap sandera yang ditahan di Gaza oleh Hamas.