ERA.id - Mesir menyatakan penolakan keras terhadap Israel mengenai jalur penyeberangan Rafah. Mesir meminta Israel untuk menarik diri dari Rafah agar jalur perbatasan bisa dibuka kembali.
Sumber keamanan Mesir mengatakan pertemuan antara delegasi Israel dan Amerika Serikat berakhir pada penolakan untuk membuka pebatasan Rafah, jalur masuk bantuan kemanusiaan untuk Gaza. Hal ini lantaran Mesir meminta Israel untuk mundur dari Rafah agar akses itu bisa dibuka kembali.
"Mesir berpegang teguh pada pendiriannya mengenai perlunya penarikan Israel dari penyeberangan Rafah di sisi Palestina untuk melanjutkan operasinya," kata saluran Al-Qahera News yang berafiliasi dengan negara, mengutip sumber tingkat tinggi.
"Delegasi keamanan Mesir menegaskan tanggung jawab penuh Israel atas bantuan kemanusiaan yang tidak masuk ke Jalur Gaza," tegasnya.
Menurut sumber tersebut, Mesir menyerukan tindakan segera untuk mengizinkan masuknya setidaknya 350 truk bantuan ke Jalur Gaza setiap hari, termasuk semua pasokan makanan, medis, atau bahan bakar yang diperlukan.
Israel merebut perbatasan di sisi Gaza pada bulan Mei dalam serangannya di kota Rafah di sepanjang tepi selatan wilayah kantong tersebut. Hal ini membuat marah Mesir karena mengatakan pihaknya akan berhenti bekerja sama dengan Israel di jalur penting untuk bantuan ke jalur tersebut dan evakuasi dari sana.
Meskipun Mesir memfasilitasi masuknya bantuan melalui penyeberangan Kerem Shalom pekan lalu, pembukaan kembali Rafah sangat penting karena lembaga-lembaga kemanusiaan memperingatkan akan terjadinya kelaparan di Gaza.
Delegasi Mesir pada pertemuan tersebut mengatakan pihaknya terbuka bagi pemantau Eropa di perbatasan untuk mengawasi operasi yang dilakukan oleh otoritas Palestina jika otoritas Palestina setuju untuk melanjutkan pekerjaan.